Sementara itu, patung Dewi Pek Ku yang berukuran besar selalu berada di dalam vihara dan dibersihkan secara rutin dari abu bekas umat yang berdoa.
BACA JUGA:VIRAL Motor Dinas Plat Merah Diduga Dipakai Tawuran di Cirebon
BACA JUGA:Paslon Eti-Suhendrik Janjikan Bantuan Operasional Guru Agama
Soal ritual pengobatan di sana, Apuk sendiri mengaku telah membuktikan keampuhannya. Menurutnya, ritual tersebut sudah diyakini turun-temurun.
Apuk mengatakan, ritual yang dia jalani berhasil menyembuhkan penyakit usus buntu yang dia derita, padahal dokter menyarankan untuk operasi.
"Saya sembuh sampai sekarang," ujarnya.
Lantas, ritual apa yang dilakukan Apuk? Pertama dia menulis doa atau harapan pada lembaran kertas.
Kemudian, kertas tersebut dibakar, dimasukkan ke dalam gelas, diberi air, kemudian diminum.
"Saya juga pernah menderita salah urat, diolesi dengan abu bakaran kertas, dan sembuh," tuturnya.
Apuk menjelaskan, bahwa untuk menjalankan ritual pengobatan tersebut, masyarakat akan dipandu oleh pengurus vihara.
Tidak ada waktu khusus. Bisa kapan saja. Tergantung kesepakatan dengan pemandu yang akan memimpin ritual tersebut.
Karena keampuhan ritual tersebut, maka vihara ini dikenal sebagai Vihara Pemancar Keselamatan.
Saat HUT Dewi Pek Ku Thay Fud pada Jumat kemarin, vihara juga menerima banyak sumbangan lilin, mulai dari yang kecil hingga besar.
Menurut Apuk, lilin terbesar memiliki sumbu yang bisa bertahan hidup hingga 5-6 bulan. Lilin tersebut, katanya, memiliki arti atau simbol untuk menerangi jalan hidup pemiliknya.
"Agar usahanya lancar, diberikan kesehatan, dan segala yang terbaik bagi pemilik lilin tersebut," pungkas Apuk.