RADARCIREBON.COM – Machmud Datuk Pasha adalah sosok yang ditakuti Belanda karena kepiawaiannya memimpin pasukan saat perang gerilya.
Dia adalah perwira kelahiran Cirebon yang memimpin pasukan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat agresi militer Belanda pada tahun 1947.
Machmud Pasha lahir pada tahun 1923 di sebuah gang kecil di kawasan Pamitran, Kota Cirebon.
Sementara itu, banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di Cirebon.
BACA JUGA:Kasus Gedung Setda Kota Cirebon: Tim Ahli Ambil Sampel Beton, Pejabat dan Mantan Pejabat Diperiksa
Ketika Indonesia baru merdeka, Cirebon salah satu pusat perlawanan tentara dan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.
Pada 1947 Belanda mengingkari perjanjian Linggarjati kemudian mengerahkan kekuatan militer di bawah Jenderal Johannes Van Mook.
Cirebon salah satu daerah yang diserang pasukan Belanda. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) tidak tinggal diam.
TKR memberikan perlawanan sengit terhadap pasukan Belanda. Perlawanan itu antara lain dipimpin Machmud Pasha, Komandan Kompi 2 Wilayah Cirebon Timur dan Kuningan.
BACA JUGA:Kasus Gedung Setda Kota Cirebon, Ini Dia Nama Pejabat dan Mantan Pejabat yang Sudah Diperiksa
Macmud Pasha dan pasukannya melakukan serangan gerilya secara sporadis. Strategi dan pergerakan pasukannya sering mengejutkan Belanda.
Rute penyerangan pasukan Macmud Pasha antara lain melewati kawasan yang sekarang dikenal dengan Jalan Perjuangan, Kesambi, Kartini, dan beberapa daerah lainnya di Kota Cirebon.
Machmud Pasha memimpin pasukan berjumlah sekitar 200 orang. Pasukan ini efektif meredam serangan serdadu Belanda di beberapa wilayah.
Belanda kemudian mengenal pasukan ini dengan sebutan “Pasukan Setan” lantaran memiliki kemampuan untuk menghilang dan sulit untuk dilacak.
BACA JUGA:Alhamdulillah! Prabowo Teken PP Penghapusan Piutang untuk Pelaku UMKM