RADARCIREBON.COM – Sejarah Jalan Cadas Pangeran di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berakar dari masa penjajahan Belanda.
Jalan Cadas Pangeran, memiliki sejarah panjang dan reputasi sebagai salah satu jalur yang menantang.
Dikenal sebagai “jalur maut", jalan ini menghubungkan kota Sumedang dengan Bandung melalui medan yang berkelok-kelok, curam, dan diapit oleh tebing cadas di satu sisi serta jurang di sisi lainnya.
Nama "Cadas Pangeran" sendiri mengandung kisah sejarah yang erat kaitannya dengan perjuangan rakyat dan tokoh lokal.
BACA JUGA:Penyebab Kecelakaan Cadas Pangeran Hari Ini, Ada Angkot Gagal Nyalip
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Video Kecelakaan di Cadas Pangeran Hari Ini, Para Korban Terkapar
Sejarah Cadas Pangeran
Pembangunan jalan di kawasan ini dimulai pada awal abad ke-19, tepatnya pada masa pemerintahan Hindia Belanda di bawah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.
Jalan ini merupakan bagian dari proyek ambisius "Jalan Raya Pos" atau De Groote Postweg, yang membentang dari Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur.
Proyek ini bertujuan memperlancar mobilitas pasukan dan logistik Belanda sekaligus memperkuat kekuasaan kolonial di Pulau Jawa.
BACA JUGA:Mental Health: Cara Mengatasi Stres dan Tekanan Mental, Pelajaran Penting dari Para Filsuf
BACA JUGA:Sejarah dan Kisah Mistis Goa Sanghyang Tikoro Wisata Alam Bandung, Disebut Gerbang ke Dunia Lain
Pembangunan Jalan Raya Pos di wilayah Cadas Pangeran menghadapi tantangan besar karena medan yang terjal dan berbatu.
Dalam pelaksanaannya, Belanda memaksa rakyat setempat untuk bekerja tanpa upah, yang menyebabkan penderitaan dan korban jiwa.
Dalam catatan sejarah, ribuan pekerja pribumi dipaksa membelah tebing cadas untuk membuka jalur.