4 Tingkatan Tauhid Menurut Imam Junaid Al-Baghdadi, Lengkap dengan Ciri-cirinya

Rabu 11-12-2024,11:15 WIB
Reporter : Asep Kurnia
Editor : Tatang Rusmanta

Tingkatan ini melibatkan pemahaman yang lebih dalam tentang keesaan Allah. Seseorang tidak hanya mengucapkan dan memahami tauhid secara tekstual, tetapi juga mulai menyadari bahwa segala sesuatu bergantung sepenuhnya pada Allah.

Ciri-ciri:

  • Keyakinan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu dan segala sesuatu kembali kepada-Nya.
  • Pemahaman bahwa tidak ada kekuatan atau daya selain kekuatan dan kehendak Allah.
  • Mulai memandang alam semesta sebagai tanda-tanda keagungan-Nya (ayat kauniyah).
  • Orang pada tingkatan ini sering melakukan introspeksi dan berusaha membersihkan hati dari syirik kecil seperti riya dan ketergantungan pada selain Allah.

BACA JUGA:Merasa Paling Susah? Simak Nih 5 Kunci Kebahagiaan Menurut Al-Ghazali

BACA JUGA:Merasa Sedih dan Putus Asa, Coba 5 Tes Kesehatan Mental Online Berikut Ini

3. Tauhid Khusus (Tauhid Ma’rifat)

Pada tingkatan ini, seseorang mencapai makrifat (pengetahuan mendalam) tentang Allah melalui pengalaman spiritual. Tauhid tidak lagi hanya menjadi sebuah keyakinan intelektual, tetapi telah menyatu dalam hati.

Ciri-ciri:

  • Penyaksian batin bahwa hanya Allah yang benar-benar ada dan segala sesuatu selain-Nya hanyalah manifestasi dari kehendak-Nya.
  • Hilangnya keterikatan pada dunia dan makhluk.
  • Kehidupan diisi dengan dzikir dan ibadah yang tulus semata-mata untuk Allah.
  • Orang pada tingkatan ini merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Mereka memiliki pandangan yang jernih bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya.

4. Tauhid Ahli Khusus (Tauhid Fana’ Fillah)

Tingkatan tertinggi ini hanya dicapai oleh segelintir hamba Allah yang telah benar-benar fana (lebur) dalam keesaan-Nya. Mereka tidak lagi memandang diri mereka sendiri, melainkan hanya menyaksikan kehadiran Allah dalam segala sesuatu.

Ciri-ciri:

  • Kesadaran sepenuhnya bahwa tidak ada yang benar-benar berkuasa selain Allah.
  • Kehilangan ego dan rasa diri, hanya menyadari kehadiran Allah.
  • Seluruh hidup dihabiskan untuk mencapai ridha Allah dengan totalitas ibadah dan cinta yang sempurna.
  • Pada tingkatan ini, manusia telah mencapai puncak penghayatan tauhid, di mana ia tidak melihat makhluk atau dirinya sendiri, tetapi hanya melihat Allah dalam setiap aspek kehidupannya.

Catatan

Pembagian tauhid oleh Imam Junaid Al-Baghdadi ini menunjukkan bahwa keimanan seseorang bersifat dinamis dan dapat terus meningkat seiring dengan perjalanan spiritualnya. 

Tingkatan-tingkatan tersebut tidak hanya menjadi cerminan pemahaman akidah, tetapi juga menjadi panduan bagi seorang Muslim untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah, dan mencapai hakikat tauhid yang sejati. 

Dengan menghayati ajaran tauhid secara mendalam, seorang hamba akan mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Kategori :