Padahal, suara terbanyak kedua ditempati oleh Riezky Aprilia. Dengan demikian, seharusnya Nazaruddin digantikan oleh Riezky bukan Harun Masiku.
Diduga kuat peran Hasto cukup besar dalam hal ini. Yakni mempromosikan Harun Masiku supaya duduk sebagai anggota DPR RI lewat mekanisme PAW.
Antara lain dengan cara memerintahkan anak buahnya menyuap KPU lewat seorang komisionernya atas nama Wahyu Setiawan.
Bahkan, sebagian uang suap disebut-sebut berasal dari Hasto sendiri. “Ada upaya Hasto untuk memenangkan Harun Masiku,” demikian dikatakan Ketua KPK, Setyo Budiyanto.
2. Tersangka Perintangan Penyidikan
Yang kedua, Hasto Kristianto juga ditetapkan sebagai tersangka kasus perintangan penyidikan. Yakni diduga telah menghalangi upaya penyidik KPK menangani Harun Masiku.
Tidak hanya itu, bahkan Hasto disebut-sebut memerintahkan Harun Masiku untuk merendam handphone dan kabur.
KPK melancarkan operasi tangkap tangan (OTT) pada 8 Januari 2020 di Jakarta dan berhasil menciduk beberapa orang terkait kasus tersebut. Namun, Harun Masiku (HM) lolos.
“Bahwa pada tanggal 8 Januari 2020 pada saat proses tangkap tangan KPK, HK memerintahkan salah satu pegawainya di Jalan Sutan Syahrir yang biasa digunakan sebagai kantor untuk menelepon HM dan memerintahkan supaya merendam HP dalam air dan segera melarikan diri,” kata Setyo Budiyanto.
KPK sempat menjadwalkan pemeriksaan Hasto pada 10 Juni 2024. Namun, pada 6 Juni 2024, Hasto disebut memerintahkan anak buahnya, Kusnadi untuk menenggelamkan ponselnya dalam air agar tidak disita KPK.
“HK mengumpulkan beberapa saksi terkait perkara Harun Masiku dan mengarahkan agar saksi tidak memberikan keterangan yang sebenarnya,” ungkap Setyo.
3. Hasto Berusaha Keras Meloloskan Harun Masiku
KPK mengungkapkan sebagian uang untuk menyuap komisioner KPU Wahyu Setiawan agar memuluskan PAW anggota DPR Nazaruddin dengan Harun Masiku, berasal dari Hasto Kristiyanto.
Hasto menempuh berbagai upaya agar Harun Masiku jadi anggota DPR, seperti meminta fatwa Mahkamah Agung, mengirim orang untuk membujuk Rieky agar mau diganti dengan Harun.
Menahan surat pelantikan Riezky sebagai pengganti Nazaruddin, hingga meminta Riezky mundur.
Hasto kemudian memutuskan menyuap KPU lewat Wahyu Setiawan. Ia menyuruh anak buahnya Saeful Bahri dan Donny Tri Istiqomah memberi sejumlah uang kepada Wahyu dan anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina.