RADARCIREBON.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ternyata sudah lama diaplikasikan di sejumlah negara, termasuk Korea Selatan.
Negeri tempat kelahiran eks Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong itu, sudah melaksanakannya sejak tahun 1978.
Di Korea Selatan, program ini disebut Layanan Makan Sekolah. Bentuknya berupa makan siang.
Program ini, dimulai setelah Perang Korea. Awalnya, makan siang gratis dibagikan sebagai bentuk bantuan internasional kepada anak-anak sekolah yang terkena dampak perang.
BACA JUGA:Besok! Makan Bergizi Gratis di Kota Cirebon, Makanan Dimasak Mulai Jam 01.00 Dini Hari
BACA JUGA:HMD Global Hentikan Produksi, Selamat Tinggal Ponsel Nokia
Mulanya, layanan makan bergizi gratis hanya diberikan kepada 12 persen sekolah dasar, tetapi kemudian diperluas ke sekolah menengah pertama dan menengah atas pada 1990.
Sejak 1978, ahli gizi mulai ditempatkan di sekolah setelah sistem layanan makanan sekolah berbasis roti resmi dihapuskan karena insiden keracunan makanan.
Pada 1980-an, ahli gizi sekolah biasa mulai memberikan edukasi gizi terkait menu sehari-hari melalui sistem penyiaran sekolah.
Atau, sekadar memberikan edukasi gizi tidak langsung dengan memasang materi edukasi gizi di ruang kelas dan koridor.
BACA JUGA:Gedung Negara Bakal Dioptimalkan Jadi Pusat Koordinasi Pelayanan Masyarakat Ciayumajakuning
BACA JUGA:Jepang Nyatakan Siap Mendukung dan Menyukseskan Program MBG yang Digagas Presiden Prabowo
Namun, atas permintaan wali kelas, beberapa ahli gizi sekolah melanjutkan perkuliahan tentang makanan dan gizi.
Guru gizi resmi mulai ditempatkan di sekolah pada 2007. Pada Februari 2019, sebanyak 10.304 guru gizi atau ahli gizi ditempatkan di 10.513 sekolah yang memiliki fasilitas layanan makanan sekolah.
Di antara mereka, sejumlah 5.281 adalah guru gizi ditempatkan di 29 sekolah nasional, 5.094 di sekolah umum dan 148 di sekolah swasta yang memiliki layanan makanan yang dioperasikan sendiri, dan 10 di sekolah lain yang memiliki layanan makanan yang dikelola sebagian kontrak.