Mengaku Guru, Rampas Perhiasan Murid SD

Kamis 27-03-2014,11:03 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

SUKAHAJI – Perampasan perhiasan milik murid sekolah kembali terjadi. Kali ini, menimpa Amelia Sri Wulansari (7) siswi kelas 1 SDN Sukahaji II, di Desa/Kecamatan Sukahaji, Rabu (26/3). Informasi yang dihimpun, pelaku perampasan perhiasan murid sekolah dasar tersebut diduga merupakan orang yang mengaku-ngaku sebagai guru. Penuturan Ade Ros, orang tua korban, putrinya seperti biasa sudah berangkat ke sekolah sejak pagi hari. Ketika tiba di sekolah, kebetulan saat itu belum banyak orang, dan di kelas 1 pun baru ada putrinya seorang. Para guru pun, saat itu belum tiba di lokasi sekolah karena saat kejadian masih sekitar pukul 06.35. Diduga, pelaku yang mengenakan baju PNS tersebut melancarkan aksinya dengan cara mengelabui korban yang masih polos, serta membujuk korban untuk melepaskan perhiasannya. Akibatnya, korban yang masih belum tahu apa-apa, nurut saja ketika perhiasan yang dikenakannya diminta oleh pelaku. Dikatakan, pelaku mengelabui anaknya dengan cara menceritakan jika hari itu akan ada polisi datang ke sekolah sehingga siswa tidak boleh mengenakan perhiasan. Lalu meminta korban untuk diamankan perhiasannya dengan cara dititipkan ke orang tersebut. Alhasil, perhiasan korban berupa kalung emas seberat lima gram tersebut berpindah tangan ke pelaku. Berhasil mengelabui korbannya, pelaku pun langsung kabur. Menurut Ade, para guru di sekolah tersebut baru sadar jika perhiasan putrinya telah dibawa kabur penjahat, saat putrinya tersebut bertanya kepada guru olahraga mengenai siapa sebenarnya orang yang telah memintanya untuk menitipkan kalungnya. Kontan, sang guru pun langsung kaget, karena mereka mengaku juga tidak tahu jika ada orang lain yang datang ke sekolah mendahului guru-guru lainnya. Saat itu juga, para guru langsung rapat dan melaporkan peristiwa yang menimpa salah satu muridnya ini ke polsek setempat. “Ya mau gimana lagi, sudah terlanjur terjadi. Saya tidak terlalu berharap banyak kalau pelakunya bakal mengembalikan perhiasan anak saya. Yang penting anak saya selamat, dan jangan sampai kejadian ini menimpa murid-murid lain. Biarkan saja kejadian yang menimpa anak saya ini menjadi pelajaran untuk kita selaku orang tua, dan pihak sekolah,” sebut Ade. Sementara itu, salah satu guru SDN Sukahaji II Ihat mengakui jika salah satu muridnya menjadi korban perampasan perhiasan yang dilakukan oleh orang tak dikenal. Dia pun menyayangkan jika pada kejadian ini tidak ada orang dewasa yang bisa menjadi saksi dan memberikan keterangan mengenai ciri-ciri pelaku. Dia menceritakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 06.35, yang memang saat itu baru ada penjaga sekolah saja di lokasi kejadian. Itupun, penjaga sekolahnya tengah sibuk beres-beres kelas dan mempersiapkan kegiatan belajar mengajar. Di samping penjaga sekolah, kata dia, yang sudah berada di lokasi sekolah adalah beberapa pedagang di kantin maupun di depan gerbang sekolah. Namun, setelah ditanyakan, para pedagang tersebut mengaku tidak mengetahui adanya orang tak dikenal masuk ke lingkungan kompleks sekolah. Dia mengaku, pihak sekolah telah berulang kali mengingatkan kepada seluruh para muridnya untuk tidak memakai perhiasan ke sekolah. Namun, masih ada beberapa yang masih mengenakan perhiasan sekolah, yang mungkin belum sempat mencopotnya di rumah. “Walaupun anak-anak sudah diingatkan, efektifitas imbauan ini tentu bergantung pada orang tua mereka. Walaupun di sekolah sudah dilarang tapi kalau orang tuanya tetap memakaikan bagaimana? Harus ada kerjasama dari orang tua juga agar tidak memakaikan perhiasan berharga kepada anak kecil ke sekolah,” terangnya. Di tempat yang sama, Delon penjaga sekolah mengaku jika saat kejadian dia sedang membereskan ruangan kelas 6, yang memang lokasinya berada cukup jauh dari ruang kelas 1, sehingga suasana yang terjadi di ruang kelas 1 luput dari pengamatannya. “Kayanya kejadiannya waktu saya beberes ngepel di kelas 6. Saya nggak tahu ada orang asing masuk ke ruang kelas 1 karena memang jarak dari sini ke sana nggak begitu dekat. Jadi saya nggak tahu pasti apa yang terjadi di ruang kelas 1,” kata Delon. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait