The Next One tentang Dahlan Diluncurkan

Selasa 01-04-2014,07:45 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Satu lagi buku tentang Dahlan Iskan, tadi malam (31/3), resmi diluncurkan. Berbeda dengan buku-buku terdahulu, kali ini buku setebal 743 halaman berjudul \"The Next One\" yang ditulis jurnalis senior Budi Rahman Hakim dan Deden Ridwan itu merupakan tulisan tentang biografi. \"Buku ini tentang pengalaman nyata Pak Dahlan,\" kata Budi Rahman Hakim saat acara peluncuran di Energy Building, kawasan SCBD, Jakarta. Menurut dia, pihaknya bisa menulis pengalaman-pengalaman nyata Dahlan karena beruntung bisa menjadi salah satu orang yang turut mendampingi mantan dirut PLN tersebut dalam banyak kesempatan. \"Saya pikir publik berhak juga mengenal lebih bagaimana Pak Dahlan itu lewat buku biografi ini,\" imbuhnya. Terkait pemilihan judul, Budi menjelaskan kalau The Next One selain merupakan gambaran kehidupan Dahlan, sebenarnya yang memang banyak berada di posisi puncak dalam sejumlah bidang, juga merupakan harapan. \"Ini do’a kami-kami yang mengenal Pak Dahlan juga, semoga menjadi the next one untuk ruang yang lebih luas memimpin bangsa ini ke depan,\" ucapnya. Sejumlah tokoh tampak hadir di acara peluncuran buku tersebut. Di antaranya Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Felix Wanggai, sejumlah tokoh media, dan beberapa pimpinan BUMN. Terhadap buku tersebut, Dahlan menyampaikan apresiasinya. \"Ini saya kira buku yang kesekian ya, mungkin buku tentang saya yang ke-40-an, tapi biografi saya kira baru ini,\" kata Dahlan di sela acara peluncuran. Pada kesempatan tersebut, bakal capres Partai Demokrat itu didaulat pula menyampaikan ceramah kebangsaan. Tidak begitu banyak yang disampaikannya. Dahlan banyak memberi penegasan bahwa menjadi presiden itu tidak mudah. \"Menyelesaikan persoalan-persoalan itu tidak bisa hanya dipidatokan,\" tegasnya saat itu. Dia menunjuk misalnya, tentang pelaksanaan amanat UUD 1945 Pasal 33. Seorang presiden, menurut dia, dipastikan tidak akan mudah melaksanakan secara utuh isi pasal di kontitusi tentang perekonomian nasional tersebut. \"Menjadi presiden itu tidak gampang, tapi kok banyak peminatnya ya,\" katanya disambut tawa hadirin. (dyn)

Tags :
Kategori :

Terkait