
RADARCIREBON.COM - Menurut Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI), ada permainan antara pihak sekolah dengan vendor dalam hal ini biro perjalanan, dalam kegiatan study tour.
Para pelaku usaha tour and travel, saling bersaing dengan penawaran paket wisata dengan marjin beragam kepada tiap sekolah agar dipilih menjadi biro perjalanan dalam kegiatan tersebut.
Karena kegiatan study tour yang rutin dilakukan pihak sekolah, menjadi pangsa pasar tersendiri bagi pelaku biro perjalanan.
Bahkan, diakui salah satu pemilik biro perjalanan wisata yang berlokasi di Kabupaten Kuningan, wisata pendidikan siswa menjadi pangsa pasar terbesar bagi pemasukannya.
BACA JUGA:Emil Audero, Joey Pelupessy dan Dean James Resmi Jadi WNI, Akankah Dipanggil Patrick Kluivert?
BACA JUGA:Alhamdulillah, Presiden Prabowo Subianto Umumkan Kebijakan BHR Untuk Ojol
Menurutnya, 50 persen pangsa pasar mereka tergantung dari orderan rutin rombongan sekolah-sekolah.
Hal tersebut diakui langsung pemilik Lion Trans Bus Pariwisata, Roni Sahroni yang berlokasi di kawasan Kuningan kepada radarcirebon.com, Rabu, 5 Maret 2025.
Sementara itu, menurut Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, ada permainan antara pihak sekolah dengan biro perjalanan dalam kegiatan study tour.
Satu sekolah, jelas Ubaid Matraji, sering kali ditawari oleh banyak vendor ketika akan melakukan kegiatan karya wisata.
BACA JUGA:Dishub Jabar Buka Pendaftaran Perjalanan Mudik Gratis Lebaran 2025, Berikut Rute dan Caranya!
"Satu sekolah itu bisa ditawari oleh banyak vendor travel dan masing-masing vendor itu memberi margin yang beda-beda."
"Artinya, vendor travel itu ambil keuntungan yang juga ada bagian untuk sekolah," jelasnya yang biasa dipanggil Ubay dalam tayangan YouTube Kontroversi, Juli 2024.
Karena banyaknya penawaran dari berbagai travel, kadangkala pihak sekolah mencari vendor yang memberikan harga paling murah.