JPPI: Ada Permainan Sekolah dan Biro Perjalanan dalam Study Tour

Selasa 11-03-2025,03:17 WIB
Reporter : Asep Kurnia
Editor : Asep Kurnia

Harapannya, sambung Ubay, pihak sekolah mendapat keuntungan lebih banyak karena harga yang diberikan pihak travel lebih miring.

Namun yang terjadi, menurut Ubay, meskipun sudah mendapat harga yang paling murah dari vendor, banyak pihak sekolah tetap mematok biaya tinggi kepada siswa.

BACA JUGA:Mau Perjalanan Mudik Hemat? PT KAI Tawarkan Tiket Murah KA Jarak Jauh, Cek Harganya Disini!

BACA JUGA:Berikut Data Korban Tabrakan Beruntun di Jala Pantura Indramayu-Cirebon, 1 Belum Diketahui Identitasnya

"Sehingga keuntungan pihak sekolahnya lebih besar, dan itu jelas tejadi. Banyak sekolah kejadiannya memang seperti itu," ungkapnya.

Kejadian lainnya yang diketahui JPPI, biaya untuk perjalanan wisata tersebut, sambung Ubya, terkadang harus tetap dibayar meskipun siswa tidak ikut dalam kegiatan.

"Jadi mau ikut enggak ikut, wajib bayar. Lah terus gimana? Masa enggak ikut suruh bayar gitu kan," tanya Ubay.

Karena yang terjadi, sebutnya, ada beberapa sekolah yang menahan ijazah siswa, dengan alasan tidak ikut dan membayar kegiatan study tour tersebut.

BACA JUGA:Kronologi Kecelakaan Beruntun di Jalan Patura Indramayu-Cirebon, Sopir Angkot Terjepit

"Kalau misalnya boleh diangsur misalnya, kan kalau enggak lunas, itu ijazahnya ditahan. Iya itu kejadian ditahan banyak sekali," tegasnya.

Meski begitu, jelasnya, tidak semua sekolah melakukan hal yang sama. Ubay menilai, masih banyak sekolah yang tidak menerapkan hal serupa untuk kegiatan study tour.

Namun begitu, kegiatan siswa dalam menambah wawasan di luar ruangan, belum ada aturan yang jelas sehingga banyak menimbulkan persepsi masing-masing sekolah.

"Inti utamanya adalah ketika sebuah peraturan ini tidak jelas atau grey area, akhirnya field trip menjadi jalan-jalan. Inilah yang menurut saya harus kita perbaiki," pungkasnya.

BACA JUGA:Tiga Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntut di Jalan Indramayu-Cirebon, Begini Kondisi Korbannya

Belum lama ini, Gubernur Jawa Barat yang biasa dipanggil Kang Dedi Mulyadi (KDM), mengeluarkan kebijakan perihal larangan melakukan study tour untuk semua sekolah di Jabar.

Larangan study tour KDM itu, tersebut mengundang reaksi dari pelaku usaha travel dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Kategori :