
"Mudah-mudahan menjadi penolong di tengah problem petani di Indonesia khususnya masalah rendahnya produktivitas," ungkapnya.
Ditegaskan Rokhmin, sudah saatnya sektor pertanian menggunakan pupuk organik untuk menjaga kelestarian alam maupun hasil panen yang lebih baik.
"Kalau pertaniannya ingin berkelanjutan, kita harus beralih ke organik jangan lagi menggunakan unorganik," ucapnya.
Sementara itu, Win Heri yang menjabat sebagai Komisaris PT Bandung Inti Organik, mengatakan, pihaknya masih mengaku kesulitan untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah maupun pusat.
Karena menurut Win, produk yang dihasilkannya, faktanya malah diminati oleh negara luar ketimbang oleh pertanian negeri sendiri.
"Fakta yang terjadi ketika kita mencoba untuk masuk ke pemerintahan itu tidak mudah. Begitu juga untuk masuk penetrasi pasar lokal, itu juga tidak mudah," jelas Win Heri.
Dijelaskan lebih lanjut, banyak keunggulan yang ditawarkannya dengan menggunakan pupuk buatannya.
Disamping efisien dan ramah lingkungan, harga yang ditawarkan pihak perusahaan juga relatif lebih murah.
"Padahal produk kita yang hanya 30 gram bisa untuk 1 hektare tanaman. Kita bisa menyakinkan kepada para petani bahwa bertani itu murah. Jadi jangan salah tafsir, seolah menggunakan produk kita bisa meningkatkan biaya," jelas Win.
Selain itu, Win memberikan garansi kepada pihak yang menggunakan pupuknya, bakal mendapat pendampingan dari para ahli.
Ditambahkan Win, selama menggunakan pupuk produksi PT Bandung Inti Organik, bakal didampingi hingga menghasilkan panen yang berlimpah.
"Yang menggunakan produk kita, akan didampingi dengan ilmunya," tegas Win.
Untuk itu, dirinya berharap ada peran pemerintah agar pupuk yang mereka hasilkan, bisa dipergunakan secara masal oleh petani di Indonesia.
"Sampai sekarang pun kami tetap mencoba beriktiar masuk ke pemerintahan. Mudah-mudahan kepada pemerintah, kami punya produk lokal yang sudah go internasional, supaya bisa diarahkan dan digunakan untuk petani lokal kita. Bertani murah itu bisa," tutupnya.