Sebelumnya, pada Selasa pagi dimulai pukul 09.00 WIB, pengemudi ojek online menggelar demo di Kota Cirebon.
BACA JUGA:Gubernur Dedi Mulyadi Dorong Segera Pembangunan Kembali Pasar Ciamis
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Bahas Realokasi APBD 2025 bersama Badan Anggaran
Kegiatan berpusat di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo kemudian ke Balaikota Cirebon di Jalan Siliwangi.
Dalam demo tersebut para pengemudi ojol menyerukan sejumlah tuntutan. Antara lain menuntut aplikator menurunkan potongan 20 persen menjadi 10 persen.
Di samping itu, driver ojol juga mendesak pemerintah agar membuat regulasi yang lebih berpihak kepada mereka.
“Contohnya yang diinginkan bahwa setiap kebijakan-kebijakan yang keluar dari aplikator, Gojek, Grab Maxim, dan yang lainnya itu harus terfilter dulu di pemerintah Jawa Barat,” tutur Tryas Mohammad Purnawarman.
“Baru dari Jawa Barat bisa turun ke Pemerintah Kota. Jangan sekonyong-konyong aplikator membuat kebijakan tanpa ada musyawarah dengan pejabat terkait dan dengan kami, pelaku usaha,” tambahnya.
Dia menegaskan, bahwa yang terpenting dalam aksi unjuk rasa kali ini, pihaknya mendukung penuh upaya rekan-rekan sesama ojol yang berdemo di Jakarta.
“Kami dalam aksi ini mendukung aksi teman-teman yang ada di pusat untuk potongan 20 persen ini menjadi 10 persen. Itu yang paling penting bagi kami,” kata Tryas.
“Yang lainnya harap dipertimbangkan oleh pemerintah. Karena potongan 20 persen ini cukup berat. Di perjanjian kemitraan itu hanya 20 persen, tetapi kenyataan di lapangan itu bisa melebihi 20 persen, 30 sampai 40 bahkan bisa jadi 50 persen dan tanpa disadari,” tandasnya.