Lagi-lagi, R tak ada di lokasi. Ditemui H, ayah kandung R, para nasabah hanya bisa berkeluh-kesah.
BACA JUGA:Demo Driver Ojol Cirebon, Minta Pemerintah Screening Keputusan Aplikator
BACA JUGA:Demo Ojol Cirebon Mengecewakan, Simak Nih Kata-kata Tryas Mohammad
Tapi, tak banyak yang bisa diperbuat. Selain, menghubungi R secara berkala dan meminta untuk menemui warga dan menjelaskan permasalahan yang dihadapi.
Warga juga menyiapkan spanduk protes bertuliskan: Gaya Elit Ekonomi Sulit, Kembalikan Duit Korban Arisan dan Investasi Bodong.
Terpampang nama dan foto R di spanduk tersebut. Mereka melakukannya sebagai ungkapan kekecewaan.
Sore di hari yang sama, setelah dibujuk oleh ayahnya, R sebagai owner arisan akhirnya datang menemui beberapa perwakilan warga di Kantor Desa Setu Kulon.
Mereka akhirnya dimediasi oleh Kuwu Setu Kulon, Joharudin. Intinya, pertemuan kembali dijadwalkan pada Minggu (20/4/2025).
Perlu waktu, karena diagendakan bertemu dengan semua nasabah sebanyak 47 orang tersebut.
Selain owner R, ia juga diminta untuk datang bersama suaminya inisial S. Dianggap perlu hadir, karena para nasabah merasa uang ditransfer kepada suami R tersebut.
Di pertemuan itu, R mengatakan bahwa dirinya akan bertanggung jawab atas uang nasabah.
Ia juga menyampaikan itikad baik untuk menemui semua nasabah. Serta ada niatan mengangsur uang nasabah secara berkala. Ditanya tenggat waktu untuk melunasi, R tak bisa memastikan.
"Nanti, perlu koordinasi dengan keluarga," jelas R.
Namun, jawaban itu tak disepakati para nasabah. Para nasabah juga mempertanyakan jaminan yang bisa diberikan.
Baik itu berupa barang atau lain hal yang memiliki nilai sejumlah uang yang telah ditransfer kepada R atau melalui rekening suaminya itu.
Kuwu Setu Kulon Joharudin juga menegaskan jika R telah dewasa dan bersuami. Artinya, telah memikul tanggung jawab sendiri.