CINIRU – Anggota KPPS di TPS I Desa Cijemit, berinisiatif menjemput atau mendatangi pemilih lanjut usia (lansia), Rabu (9/4). Hal itu dilakukan panitia untuk mendongkrak angka partisipasi masyarakat dalam Pileg 9 April. Anggota KPPS di tempat lain juga melakukan hal yang sama. Karena bagi kebanyak warga lansia pada saat akan menyalurkan hak pilih biasanya di rumah. Bagi anggota KPPS cara terbaik harus mendatangi atau menjemput di mana lansia tinggal. Mengingat lansia banyak yang tidak memungkinkan datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Terkait pilihan, kaum lansia kebanyakan memilih bukan karena partai atau pun caleg. Tapi, mereka memilih dengan perasaan di mana tangan menuntun ke arah lambang partai atau caleg. Seperti yang dilakukan Karsi, warga Dusun Sukasari, Desa Cijemit, Kecamatan Ciniru. Nenek yang sudah berusia 75 tahun ini mengaku, tidak mengetahui apa itu pileg. Ketika disodori empat surat suara yakni DPR, DPD, DPRD provinsi dan kabupaten Karsi kebingungan. Terlebih Karsi mengaku penglihatanya sudah kabur. Anak-anaknya pun tidak ada di tempat, karena usai nyoblos langsung ke sawah. Sehingga para anggota KPPS dan para saksi hanya memerintahkan Karsi untuk memilih seusai dengan keinginannya. “Nya sok kumaha ema wae ayeuna mah, coblos wae hiji. (Sekarang tergantung Emak, coblos aja satu, red),” ujar Aji anggota KPPS sambil memberikan paku dan kertas suara. Sambil menyasar, Karsi pun mencoblos sesuai dengan perasaanya. Begitu juga sampai empat surat suara selesai. Ketika para saksi dan anggota KPPS menyaksikan mereka semua tertawa karena pilihan Karsi dinilai adil. “Tuh kan adil, partai dan caleg yang kurang dikenal pun di pilih. Ini benar-benar berkah bagi partai dan caleg tersebut,” ucap Shaleh sambil tertawa lebar. Bukan hanya Karsi, namun ada sekitar 15 lansia yang harus didatangi para saksi dan anggota KPPS. Bahkan, ada satu pemilih yang terpaksa dilewatkan karena sudah lansia dan ingatannya sudah tidak fokus. Lansia lainnya Minta (80). Ia mencoblos sesuai dengan perasaan. Anak-anaknya pun seperti tidak ingin menyulitkan orang tuanya. Sehingga membiarkan tangan orang tuanya memilih seusai dengan kehedaknnya. Bagi warga yang tinggal di desa, kesadaraan memilih cukup tinggi meski mereka tidak kenal partai dan caleg. Meski ada juga lansia yang diarahkan anak dan cucu untuk memilih caleg dan partai. Seperti Jili. Kakek yang usianya 80 tahun, namun terlihat sehat ini hanya mengikuti perintah anak dan cucunya. “Abah mah yang penting bisa nyoblos. Biarlah anak dan cucu yang mengarahkan,” jelas Jili. Menurut Ketua KPPS di TPS I Desa Cijemit Toni Suroso MPd, dari jumlah 267 DPT terdapat sekitar 15 lansia. Bahkan, ada empat yang sudah meninggal dunia sehingga tidak bisa mencoblos. “Bagi yang lansia kami jemput bola ke rumah. Dan alhamdulilah mereka mau memilih dengan tanpa paksaaan,” ucap Toni. Sementara bagi yang tengah dalam kondisi sakit dirawat pihak KPU menyediakan TPS di tujuh rumah sakit. Proses pencoblosan dari mulai pukul 12.00 dan berlangsung lancar. (mus)
Anggota KPPS Jemput Pemilih Lansia
Kamis 10-04-2014,11:04 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :