
Menurutnya, pada saat Ceng Beng dulu, semua pemuka agama diundang. Baik Islam, Kristen, Katolik, Buddha dan Hindu.
“Sepertinya 5 tahun lalu kita terakhir ngadain Ceng Beng, dan tambah tahun semakin tidak memungkinkan melihat kondisinya: kuburan sudah diratakan sama oknum-oknum di situ dan dibikin rumah di atasnya," terangnya.
Ia menambahkan, pengelolaan lahan ini semula dilakukan oleh Yayasan Cirebon Sejahtera.
Namun, setelah lebih dari 20 tahun, izin pengelolaanya belum diperbaharui. Pemakaman Kutiong sendiri mulai ada sejak tahun 1812.
Di kompleks pemakaman itu, ada sebanyak 6 ribu makam. Untuk luasnya, dari 26 hektare sekarang tinggal 16 hektare karena dibangun Pusat Perdagangan Harjamukti.