PERJUANGAN Dahlan Iskan yang bermimpi memiliki sepatu dengan hidup yang dipenuhi dengan kemiskinan dan perjuangan dikemas secara apik dalam film Sepatu Dahlan. \"Hidup bagi orang miskin, harus dijalani apa adanya, sebagai orang miskin tetap harus bermartabat tanpa harus memelas pertolongan dari orang lain,\" itulah prinsip Dahlan yang terlukis dalam film ini. Film yang disutradarai Benni Setiawan ini, menceritakan bagaimana susahnya kehidupan Dahlan sewaktu hidupnya miskin di sebuah desa yang terletak di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Dahlan tidak pernah berhenti bermimpi untuk mendapatkan sebuah sepatu. Dia berjuang dengan semangat bersekolah menempuh jarak puluhan kilometer tanpa mengenakan sepatu dan hanya berjalan kaki. Bahkan sering kakinya melepuh dan lecet. Dahlan kecil merupakan anak yang tidak terlalu cerdas dalam hal studi, namun semangatnya yang keras dan didorong oleh orang tua bahwa harus punya harga diri menjadikannya sebagai sosok yang tegar. Keluarga Dahlan tinggal di Kebon Dalem, sebuah desa kecil di Magetan, dengan kehidupan yang melarat. Bahkan untuk sarapan pun keluarga ini \"senin kemis\", karena selalu makan ubi dan hanya sekali-kali makan nasi. Terkadang, Dahlan dan adiknya selalu mengikat kencang perutnya dengan sarung untuk menahan lapar. Ayah Dahlan bekerja serabutan dan ibunya sebagai pembatik, hidup serba pas-pasan sehingga sangat ingin ketiga anaknya memperoleh hidup yang lebih baik. Dahlan, diantara kesulitannya, dan berkat dorongan dari ibundanya, Dahlan tetap semangat, bahwa dimanapun bersekolah yang terpenting adalah niat belajar. Dahlan pun aktif dalam organisasi sekolah dan terpilih menjadi pemain inti bola voli SMP. Keinginan Dahlan untuk memiliki sepatu kian besar, agar dapat digunakan bertanding dan juga tidak lagi \"nyeker\" ke sekolah. Namun hasratnya mempunyai sepatu pupus, karena ibunda Dahlan Iskan jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Di tengah kesulitan itu Dahlan harus menjaga adiknya dan terus berjuang mengejar mimpi-mimpinya. Kemiskinan bukan sesuatu yang harus diratapi, apalagi menyalahkan Sang Pencipta. Tetapi kemiskinan justru dapat menjadi cambuk untuk menjadi lebih baik. Penggalan kalimat itulah yang terlontar dari Donny Damara, aktor pemeran Mohammad Iskan, orang tua Dahlan Iskan dalam film Sepatu Dahlan, Pada acara nonton bareng anak-anak Yatim dari berbagai pesantren dan Radar Cirebon Group CSB XXI, Kota Cirebon, Jumat (11/4). Film ini dibintangi Aji Santosa sebagai Dahlan, Kinaryosih (Ibunda Dahlan), Bima Azriel, Ray Sahetapy, Kirun, Teuku Rifnu Wikana, Mucle Katulistiwa. Film yang diambil dari Novel Sepatu Dahlan ini, sarat dengan pembelajaran bahwa untuk bisa bangkit dari kemiskinan adalah harus bekerja keras dan pantang menyerah kepada keadaan. (wb)
Film ‘Sepatu Dahlan’ Sarat Insipirasi
Jumat 11-04-2014,16:41 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :