Sultan Kasepuhan Cirebon Dukung Ulama Satukan Parpol Islam

Selasa 15-04-2014,08:08 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON-Melonjaknya perolehan suara partai politik (parpol) berbasis Islam hingga hampir 32 persen, disikapi sejumlah ulama dan aktivis Islam di Cirebon yang turut mendorong agar tren naiknya perolehan parpol Islam turut diiringi dengan capres yang akan memenangkan umat Islam. Seperti yang digelar Senin (14/4) malam, dalam silaturrahim sejumlah elemen umat Islam di Keraton Kasepuhan. Hadir dalam acara “Forum Silaturrahim Dakwah” tersebut, Sultan Sepuh Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat SE yang membuka dan mengikuti kegiatan sampai selesai, sesepuh dan pengasuh Ponpes Darun Najah Bogor KH Mahrus Amin, Pengasuh Ponpes Al Islah Bobos KH Hasyim dan dimoderatori Koordinator Forum Silaturrahim Umat Islam (FSUI) H Dede Muharram Lc. Pada pertemuan itu, ada sejumlah tema penting yang menjadi pembahasan. Mulai dari antisipasi gerakan pemurtadan umat Islam di beberapa daerah di wilayah Cirebon, revitalisasi peran Masjid Agung Sang Cipta Rasa-Kesultanan Kasepuhan sebagai pusat pengembangan dakwah Islam hingga sikap politik umat Islam menghadapi pilpres. Sultan Raja Arief Natadiningrat mengaku sangat apresiatif terhadap hasil perolehan parpol berbasis Islam pada Pileg 2014 ini. “Setelah 2009 parpol Islam hanya mendapat suara yang tidak signifikan, di 2014 ini mampu meraih 31 persen, saya sangat berharap lima tahun lagi (2019) meraih 62 persen, dan lima tahun berikutnya (2024) mampu meraih 90 persen,” ujarnya. Bagi Sultan, dengan realitas saat ini semua kebijakan negara dan pemerintahan dikuasai oleh partai politik, pembuatan peraturan daerah (perda) hingga UU, penyusunan anggaran APBD hingga APBN. “Kalau negeri ini mau baik ya partai harus baik. Saya mendorong kepada para tokoh ulama, pondok pesantren dan semuanya untuk turut mendorong itu,” tegas Sultan Arief. Sementara KH Mahrus Amin menyampaikan bahwa dari dinamika politik di Senayan saat ini, sebagai orang yang sangat dekat dengan Jakarta melihat bahwa jika tren meningkatnya partisipasi umat Islam terhadap partai Islam maka partisipasi politik umat Islam jangan terpecah-pecah. “Saat ini figur yang terkuat dengan partainya Jokowi, dan menurut saya yang paling dekat dengan umat Islam dan bisa menghadapi itu adalah Pak Prabowo. Kalau ada capres-capres lain dan ada lebih dari 3 pasangan, ya sudah pasti yang menang, ya yang pertama itu,” jelasnya. Ada sejumlah tanggapan dari peserta, mulai dari sikap yang permisif terhadap elit parpol Islam yang hanya akan mengedepankan kelompoknya, hingga meminta ada rekomendasi agar mendesak parpol Islam bersatu, sampai dengan wacana agar capres kedepan dari elemen ulama dan ustadz. Di akhir, pertemuan, H Dede Muharram menyampaikan agar umat Islam nanti tidak gamang dalam menentukan pilihan sebagaimana terjadinya perpecahan antara beberapa tokoh politik di Jakarta. “Ini bukan pertemuan yang pertama, ini sebagai lenjutan pertemuan sebelumnya dan Insya Allah akan terus ada pertemuan yang lebih besar dan melibatkan semua elemen demi kemenangan dakwah Islam,” tutup pria jebolan Al Azhar Cairo University, Mesir itu.(mj)

Tags :
Kategori :

Terkait