4 Siswa Tidak UN, 2 Jalani di RS, 26 Lainnya di Lapas

Selasa 15-04-2014,10:46 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI- Ujian nasional (UN) SMA/SMK/MA tingkat Kota Cirebon, kemarin, relatif lancar. Meski demikian, ada beberapa kekurangan yang harus dievaluasi. Antara lain, sempat terkadi kekurangan soal di SMAN 2 Cirebon saat mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kepala Disdik Kota Cirebon DR Wahyo MPd menilai UN hari pertama lancar. “Alhamdulillah semua teratasi dengan baik,” tutur Wahyo. Dia mengakui kekurangan soal terjadi di SMAN 2 Cirebon sebanyak 12 soal. Namun hal itu bisa diatasi dengan meminta soal lebih di sekolah terdekat. “Di tempat lain tidak ada. hanya di SMAN 2 dan bisa ditanggulangi dengan meminta soal dari sekolah terdekat,” tuturnya. Masih kata Wahyo, di hari pertama pelaksanaan UN, ada beberapa siswa yang tidak bisa mengikuti ujian nasional. Tapi, semua ada alasannya. Antara lain Veronica. Siswi kelas XII IPA asal SMA Santa Maria 1 ini tak mengikuti ujian lantaran sakit. Lainnya terdapat 3 orang siswa jurusan IPS SMA Windu Wacana. Tiga siswa ini tidak mengikuti UN karena mengundurkan diri. Adapun satu siswa MAN 2 Cirebon atas nama Muh Saeful Hafid tidak menjadi peserta UN karena meninggal dunia. Bagi siswa yang tidak bisa mengikuti ujian, nantinya bisa mengikuti ujian susulan yang akan dilaksanakan pada tanggal 21-24 April mendatang. Sedangkan siswa yang mengikuti ujian nasional di luar kelas adalah Maryam, siswi IPA asal SMAN 7 Cirebon yang dirawat di RS Medika Palimanan, Rica Nurfauziah siswi SMAN 6 Cirebon yang dirawat di RSUD Gunung Jati dan Dhini Safitri siswi SMAN 7 Cirebon yang mengikuti ujian di UKS lantaran dalam kondisi sakit. UN DI LAPAS UN tidak hanya diikuti siswa sekolah umum, tapi juga warga penghuni Lapas Klas I Kesambi, Cirebon. Warga binaan Lapas Kesambi mengikuti Ujian Paket C yang dimulai pada pukul 14.00. Kepala Lapas Kelas I Kesambi Agus Soekono mengatakan warga binaannya sama seperti siswa pada umumnya. Meski mereka berada di dalam tahanan, mereka juga memiliki hak untuk mengikuti ujian layaknya anak-anak pada umumnya. \"Mereka masih muda-muda, mereka juga bagian dari kita,\" kata Agus. Ada 26 warga binaan Lapas Kelas 1 Kesambi yang mengikuti UN. Menurut Agus, UN di dalam lapas digelar o dinas pendidikan dan diawasi tim independen. \"Kami hanya bantu mengawasi pelaksanaan ujian ini agar bisa lancar,\" lanjutnya. Menurut dia, ujian nasional paket C warga penghuni Lapas Kesambi akan digelar selama tiga hari sejak Senin (14/4) sampai Rabu (16/4). Sedangkan Kabid Pendidikan Non Formal (PNF) Disdik Kota Cirebon Irawan Wahyono melalui Kasi Kesetaraan PNF Disdik Kota Cirebon, Muchtar mengatakan ujian paket C diikuti 592 peserta. Masing-masing 586 program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan 6 peserta Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ujian paket C selain di Lapas Kelas 1 Kesambi, juga digelar di SDN Pelandakan dan SMPN 11 Cirebon dengan total 40 ruang. \"Jumlah peserta paket C tahun ini lebih sedikit daripada tahun 2013. Tahun 2013 ada 666 peserta ujian, sekarang 592 peserta,\" ujarnya. Dijelaskan, untuk jadwal program paket C IPS hari pertama Senin (14/4) Bahasa Indonesia dan Geografi. Hari kedua, Selasa (15/4) Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, dan Sosiologi. Pada Rabu (16/4), Bahasa Inggris dan Ekonomi. Sedangkan, untuk program paket C IPA, hari pertama Bahasa Indonesia dan Biologi. Hari kedua, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, dan Kimia. Hari ketiga, Bahasa Inggris dan Fisika. \"Untuk yang program paket C periode kedua akan digelar pada bulan Agustus,\" tambahnya. Muchtar berharap, angka kelulusan program paket C tahun ini lebih meningkat. \"Tahun kemarin 80 persen, mudah-mudahan tahun ini bisa 100 persen,\" harapnya. Sementara itu, Wali Kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM bersama Kadisdik Kota Cirebon DR Wahyo MPd dan jajaran terkait melakukan peninjaun ke beberapa sekolah. Kunjungan dimulai dari SMKN 1 Cirebon. Dalam kunjungan tersebut, Ano bersama rombongan tidak masuk ke ruang kelas siswa mengerjakan UN. “Takut menggangu konsentrasi. Saya melihat persiapan dan pelaksanaannya saja,” ujar Ano. Setelah dari SMKN 1, Ano bersama rombongan menuju SMAN 7 Cirebon. Dalam kesempatan tersebut, dua siswi SMAN 7 tidak mengikuti UN seperti umumnya di dalam kelas. “Keduanya sakit. Satu mengerjakan di rumah sakit, satu di ruang UKS sekolah,” terang Kepala SMAN 7, Nendi SPd MM. Meskipun sakit, tidak ada perlakuan istimewa untuk kedua siswa tersebut. Pasalnya, tidak ada tambahan waktu untuk keduanya dalam mengerjakan soal UN. Alasannya, agar siswa tidak terlalu terbebani dan mengerjakan seadanya saja. Seusai dari SMAN 7, rombongan menuju MAN 2 Kota Cirebon. Di lokasi tersebut, ada dua sekolah swasta yang menggabungkan diri dalam mengikuti UN. Yakni, MA Madinatunnajah dan MA An-Nur. “Kami sudah memberikan izin kedua sekolah itu untuk bergabung dengan MAN 2. Karena efisiensi dan siswa kurang,” ujar Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Cirebon, Drs H Abudin MAg. Penggabungan peserta UN tidak hanya di MAN 2. Untuk MAN 3 Kota Cirebon, siswa kelas XII MA As-Sunah mengikuti UN di sekolah yang berada di Jalan Pilang Raya Kejaksan tersebut. Seusai mengunjungi MAN 2, rombongan berkunjung ke SMAN 9 Cirebon. (kmg/mik/ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait