Karir Sang Maestro Segera Berakhir

Kamis 17-04-2014,09:57 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

TURIN - Pensiun saat masih berada dalam puncak performa sudah jadi pilihan Andrea Pirlo. Piala Dunia 2014 bakal jadi aksi terakhir maestro berusia 35 tahun itu bersama tim nasional Italia. Cukup pensiun dari arena internasional, bukan di level klub. Gelandang milik Juventus itu akan menjalani turnamen mayor ketujuh dalam karirnya saat menjadi bagian tim di Brasil. Tak ada keinginan untuk meneruskan karirnya sebagai seorang pelatih. Hal itu terungkap dari wawancara buku otobiografinya, Penso Quindi Gioco (I Think, Therefore I Play). \"Setelah Piala Dunia di Brasil, saya pensiun dari sepak bola internasional. Saya akan menggantung hati saya. Hingga saat itu, tak ada yang berani bertanya pada saya, termasuk Cesare Prandelli,\" ujar Pirlo. Faktor usia disebut Pirlo sebagai alasan utama. Dia ingin memberikan kesempatan yang lebih banyak pada para pemain yang lebih muda. Keberadaannya di Azzurri (julukan tim nasional Italia), menurutnya, memberikan penghalang bagi para pemain potensial yang menempati posisi sama dengannya. \"Saya sudah 35 tahun dan itu kemudian akan menjadi waktu untuk memberikan kesempatan pada orang lain. Menjadi bagian dari tim yang menjadi milik semua orang membuat saya senang,\" lanjutnya. Pirlo juga berbicara mengenai kehidupannya setelah tak lagi menjadi seorang pemain sepak bola kelak. Bukannya mengambil kursus kepelatihan untuk menularkan bakat besarnya. Dia lebih senang melanjutkan kehidupan di luar jalur yang membesarkan namanya. \"Tak ada rencana melatih. Saya akan melanjutkan hidup, tak ada taruhan sesen pun pada saya untuk menjadi seorang manajer. Di masa mendatang, saya lebih suka kembali menjalani kehidupan pribadi saya,\" terangnya. Siapa sangka, niat untuk pensiun sebenarnya sudah muncul di masa muda. Pirlo mengatakan sempat tercetus untuk pensiun usai kekalahan menyakitkan di Istanbul 2005. Saat itu, dia masih bersama AC Milan yang mengalami kekalahan adu penalti oleh Liverpool di Liga Champions. Padahal, Milan sudah unggul 3-0 di babak pertama. \"Saya sempat berpikir tentang pensiun setelah hasil mengecawakan di Istanbul, itu tidak masuk akal. Final Liga Champions tahun 2005 hanya membuat saya tercekik,\" ucap Pirlo. Para pemain Milan sempat menyentuh trofi Liga Champions setelah keunggulan telak. Namun, 45 menit babak kedua menjadi malapetaka. Liverpool menyamakan kedudukan dan memaksakan adu penalti. Pirlo adalah salah satu eksekutor Milan yang gagal. \"Bagaimana itu terjadi, saya tidak tahu. Tapi kenyataan tetap mengatakan bahwa ketika hal yang mustahil bisa menjadi kenyataan. Seluruh tim ingin bunuh diri massal, kami semua bergandengan dan melompat dari Bosphorus Bridge,\" papar Pirlo. Namun, dua tahun kemudian raksasa Serie A itu berhasil membalas dendam, setelah berhasil mengalahkan Liverpool 2-1 di final Liga Champions 2006-2007, sekaligus menandakan trofi bergengsi itu untuk ketujuh kalinya bagi Rossoneri. Pada 2006, dia jadi pemain kunci Italia untuk meraih Piala Dunia 2006. (ady)

Tags :
Kategori :

Terkait