Balaidesa Hulubanteng Didemo, Warga Tuntut Kinerja Perangkat Desa dan Kuwu Dievakuasi

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Suasana memanas mewarnai aksi unjuk rasa warga Desa Hulubanteng, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon, Rabu 16 Juli 2025. 

Warga yang tergabung dalam aksi tersebut menuntut evaluasi menyeluruh terhadap kinerja perangkat desa. 

Bahkan, ketegangan meningkat saat perwakilan massa meminta kesepakatan tertulis dari pemerintah desa terkait penindakan terhadap perangkat desa yang dianggap lalai menjalankan tugas.

Koordinator aksi, Kartika Eka Andriyuda, dalam pernyataannya di hadapan pemerintah desa menyampaikan kekecewaannya terhadap sejumlah perangkat desa yang tidak masuk kerja selama berbulan-bulan.

BACA JUGA:Kasus Bayi Meninggal, KDM Putuskan Tunggu Hasil Audit Bupati Kuningan

BACA JUGA:Korupsi Kembali Terjadi di Lingkungan BUMD, Kali Ini di Majalengka

BACA JUGA:Progres Perdagangan Karbon di Indonesia Tunjukkan Tren Positif

“Kami mempertanyakan, apakah kepala desa berani memecat perangkat desa yang tidak masuk kerja selama 6 bulan,” tegas Eka, saat diskusi terbuka dengan pemerintah desa.

Pernyataan itu sontak menyulut semangat para peserta aksi. Sorak-sorai penuh amarah mengiringi desakan warga agar kepala desa bersikap tegas, bukan sekadar jadi pemimpin formalitas tanpa keberanian.

Aksi warga juga menyoroti praktik pungutan liar dalam program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). 

Menurut Eka, pungutan yang dibebankan kepada warga jauh dari ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah pusat.

"Hasil laporan dari masyarakat, warga dimintai pungutan PTSL bervariasi, ada yang Rp650.000, Rp800.000, Rp1.000.000. Padahal seharusnya hanya Rp150 ribu,” ungkapnya.

BACA JUGA:Promo dan Event Tematik di Yogya Cirebon Junction, Banyak Voucher dan Potongan Harga

BACA JUGA:Ada Yang Baru dari JKT48! Sapa Penggemar Lewat MV Terbaru Bareng Shopee 'Lebih Hemat, Lebih Cepat'

BACA JUGA:Kapolres Baru Indramayu Janjikan Kamtibmas Meningkat