BACA JUGA:Laju Pertumbuhan Ekonomi Majalengka Tertinggi di Jawa Barat
BACA JUGA:Seorang Pemuda Tewas, Diduga Korban Tawuran Konten di Kesunean Cirebon
Segala aspek sedang diperhitungkan. Termasuk pemetaan lahan potensial, peningkatan teknologi produksi, dan penguatan kelembagaan petani.
Di samping itu, menurut dia, fasilitasi sertifikasi dan standarisasi, hingga membuka kemitraan dengan industri hilir juga perlu dipertimbangkan dengan baik.
Proposal pengembangan investasi pun sudah ada di DPMPTSP.
“Kami ingin garam Cirebon tidak hanya menjadi bahan baku, tapi juga menjadi produk bernilai tambah tinggi. Garam kesehatan misalnya, memiliki pasar ekspor yang besar,” paparnya.
Dangi menegaskan, pengembangan garam lokal bukan hanya peluang ekonomi, tetapi juga solusi strategis.
Indonesia masih mengimpor garam dalam jumlah besar setiap tahun, terutama untuk kebutuhan industri pangan dan farmasi.
“Cirebon bisa ikut menjawab tantangan itu. Tidak hanya memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” tegasnya.
Ia berharap, ketergantungan terhadap impor bisa dikurangi. Dengan dukungan pemerintah daerah, kolaborasi swasta, dan pendampingan bagi petani garam, potensi garam Kabupaten Cirebon dapat menjadi motor baru pembangunan ekonomi lokal.
“Artinya, harapan menuju Cirebon yang maju dan sejahtera pun bukan lagi angan-angan,” pungkasnya.