JAKARTA - Belantika musik Indonesia kehilangan talenta langka. Maestro biola kenamaan Indonesia Idris Sardi mengembuskan napas terakhir pada Senin pagi (28/4), pukul 07.25 WIB, di Rumah Sakit Meilia Cibubur. Idris tutup usia karena menderita asam lambung dan gagal saluran pernapasan. Sebelumnya Idris dua hari dirawat di RS Meilia. Pria yang kerap mendapatkan Piala Citra sebagai penata musik terbaik itu dimakamkan di TPU Menteng Pulo Blok AA2, Tebet, Jakarta Selatan. Bertepatan dengan azan Asar pukul 15.00, Idris dimakamkan. Suasana haru mengiringi kepergian pria yang memiliki pelat kendaraan B 10 LA tersebut. Sejumlah artis dari beragam generasi datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Antara lain Eros Djarot, Henky Solaiman, dan Titiek Puspa. Juga banyak artis muda yang hadir untuk mengiringi kepergian Idris. Misalnya Aming, Wulan Guritno, seluruh personel Noah, Yama Carlos, Darius Sinathrya, Zumi Zola, dan Teuku Rifnu Wikana. Anak kedua dari pernikahan pertama Idris, Lukman Sardi, terlihat tegar selama proses pemakaman berlangsung. Lukman turut membantu mengangkat jenazah ke dalam liang lahad. Sesekali wajah aktor papan atas Indonesia itu tampak memerah dengan mata yang berkaca-kaca. Selama di rumah sakit, jelas Lukman, almarhum selalu minta foto bersama keluarga. Bahkan, ketika murid binaannya dari rumah kreatif datang, Idris tidak merasa sedang berada di rumah sakit. Almarhum menyempatkan diri untuk berbicara banyak mengenai musik. \"Dia semangat untuk ngomong. Walaupun kondisinya tengah drop,\" ungkapnya. Lukman mengaku tidak memiliki firasat atas kepergian ayahnya. Namun, sejak sang ayah masuk rumah sakit, dia bersama keluarga besar sudah ikhlas dan berdoa agar dapat yang terbaik. Sayang, kondisi almarhum semakin merosot. Senin pukul 03.00 Idris sempat mengalami koma. Tidak ada pesan yang ditinggalkan Idris kepada Lukman. Tapi, hal yang selalu Lukman ingat, Idris pernah berbicara bahwa anak-anak tidak memiliki dosa. \"Mungkin aku disuruh jagain anak-anak dengan baik,\" papar pemeran film Merah Putih itu. Banyak hal yang Lukman pelajari dari Idris, misalnya harus memiliki rasa tanggung jawab, disiplin dalam bekerja, dan total dalam mengerjakan apa pun. Meski sang ayah bukan tipikal orang yang ekspresif, Lukman dapat merasakan kasih sayangnya dari perbuatan yang ditunjukkan. \"Papa mengajarkan untuk jangan sombong. Di seni tidak ada yang nomor satu, jadi jangan sombong,\" ujar Lukman seraya mengenang ayahnya. Turut hadir dalam pemakaman, Tio Pakusadewo menganggap Idris Sardi sebagai seorang guru. Sosoknya yang pekerja keras dan disiplin patut dikagumi. Selain itu, Idris tangguh dalam bekerja serta mampu menjaga kepiawaiannya dalam bermain biola. Maka, pemain The Raid 2: Berandal tersebut belajar bagaimana cara Idris mencintai dan melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. \"Yang saya pelajari dari beliau adalah kita perlu membuat ciri khas. Seperti dia yang mempunyai style sendiri dalam bermain biola,\" terang pria yang pernah satu produksi dengan Idris dalam garapan Slamet Rahardjo itu. Seusai proses pemakaman, area di sekitar TPU Menteng Pulo diguyur hujan lebat. Rekan sesama pemain film Merah Putih, Teuku Rifnu Wikana dan Darius Sinathrya, menemani Lukman Sardi hingga pelayat pulang satu per satu. (swn/c9/kim)
Maestro Biola Idris Sardi Tutup Usia
Selasa 29-04-2014,10:56 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :