Golkar Beber Pencurian Suara

Selasa 29-04-2014,12:32 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

** Sekjen DPP Pantau Langsung Rekapitulasi Tingkat Nasional di KPU JAKARTA - Partai Golkar akhirnya melaporkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) karena merasa dicurangi dalam rekapitulasi hasil pemungutan suara pemilu legislatif. Salah satunya, perolehan suara mereka di Bengkulu tiba-tiba hilang begitu dibawa ke KPU pusat. Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham kemarin petang memantau langsung proses rekapitulasi perolehan suara pemilu tingkat nasional di gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta. Menurut Idrus, proses tabulasi suara di KPU pusat harus diawasi karena banyak suara Golkar yang tiba-tiba pindah ke partai lain. \"Di beberapa daerah suara Golkar tiba-tiba hilang dan partai-partai lain naik. Di Bengkulu tiba-tiba suara Partai Golkar berbeda dengan catatan kami. Kami sudah laporkan ini ke Bawaslu,\" ujar alumnus UIN Walisongo, Semarang, itu kemarin (28/4). Pria yang menjabat di Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu (BKPP) Partai Golkar itu sudah mendatangi KPU untuk mempertanyakan sejumlah kejanggalan saat proses rekapitulasi berlangsung. Terutama kasus hilangnya suara partainya di Bengkulu. Dia meminta KPU menghentikan penghitungan suara dan membenahi sejumlah kesalahan, baru penghitungan dilanjutkan lagi. \"Kalau ada kecurangan, ada masalah di daerah, kita luruskan masalahnya. Diluruskan dahulu, baru dilanjutkan dan disahkan, ditandatangani bersama,\" ujarnya. Menurut dia, \"permainan\" memang tidak terjadi di KPU pusat, melainkan di daerah-daerah. \"Saya yakin di KPU pusat tidak ada permainan. Justru permainan di bawah. Buktinya, ada anggota KPU yang dipecat karena ada penggelembungan suara,\" katanya. Idrus juga menyayangkan sangat banyaknya masalah pada pemilu kali ini. Padahal, seharusnya setelah era reformasi kualitas pemilu terus diperbaiki. Dia melihat banyak keanehan, terutama adanya lonjakan pemilih. \"Misalnya, di beberapa daerah partisipasi pemilih sampai 90 persen, bahkan ada yang 93 persen. Itu luar biasa. Apakah betul begitu?\" ucap dia. Bukan hanya Golkar, indikasi kecurangan dalam rekapitulasi hasil pemungutan suara juga dirasakan Partai Nasdem. Karena itu, DPP Partai Nasdem mengundang seluruh calegnya yang merasa dicurangi untuk membawa kasus tersebut sebagai sengketa pemilu. DPP bahkan telah menyiapkan tim yang beranggota 50 pengacara untuk turut mendampingi mereka mengajukan gugatan. \"Hari ini (kemarin, Red) DPP sudah membuka pendaftaran bagi mereka yang suaranya diambil atau mereka yang merasa dicurangi,\" kata Ketua DPP Bidang Hukum dan Advokasi Partai Nasdem Taufik Basari di Jakarta kemarin. Pendaftaran itu, lanjut dia, akan dibuka sampai sehari sebelum pendaftaran gugatan sengketa pemilu ke Mahkamah Konstitusi ditutup. Sesuai dengan ketentuan UU, gugatan sengketa pemilu maksimal diajukan tiga hari setelah penetapan hasil pileg pada 9 Mei 2014. \"Kami akan bantu mempertahankan suara yang telah diperoleh apabila ada hal-hal kecurangan di dapil masing-masing,\" tegas politikus yang mantan aktivis YLBHI tersebut. Tidak hanya berkaitan dengan kecurangan yang dilakukan caleg atau pihak lain, Tobas, sapaan akrabnya, juga mengungkapkan bahwa partainya sudah menyiapkan mekanisme sengketa pemilu yang melibatkan antarcaleg Nasdem sendiri. \"Kami juga mengingatkan ke rekan sesama, jangan mencuri suara rekan sendiri. Jika nanti terbukti, maka tidak ada ampun, akan kami PAW (pergantian antarwaktu, Red),\" ucap dia. Dia lalu berpendapat bahwa pileg 2014 adalah pileg paling brutal. Politik uang semakin menggurita. \"Ibarat pasar bebas, semua bermain menggunakan uang untuk memperoleh kursi. Hal seperti ini tidak bisa dibiarkan karena akan merusak demokrasi Indonesia yang luhur,\" tutur dia. Ketua DPP Partai Nasdem Akbar Faisal menambahkan, sebagai partai baru, partainya telah menjadi salah satu target empuk operasi kecurangan. Sebab, sebagian besar caleg yang diajukan belum memiliki banyak pengalaman berkontestasi di ajang pileg. \"Karena itu, penting bagi partai untuk melakukan pendampingan,\" kata Akbar. Mantan politikus Partai Hanura yang sangat mungkin terpilih lagi sebagai anggota DPR dari Nasdem tersebut membeberkan bahwa dirinya juga salah satu yang hampir terjungkal karena praktik-praktik kecurangan. \"Lengah sedikit saja, saya pasti juga akan lewat,\" kata pria yang maju dari dapil Sulawesi Selatan 2 itu. (dod/dyn/c11/fat)

Tags :
Kategori :

Terkait