“Banyak yang belum selesai di sana, tapi saya harus pulang dulu. Semakin lama di sana, semakin berat hidup kami,” ujarnya.
BACA JUGA:Uang dari Aqua Mengalir ke PDAM Subang Bikin KDM Melongo: Itu Kayak Preman!
BACA JUGA:Kabupaten Cirebon Jadi Contoh Nasional, Dipilih Oleh KemenPAN-RB sebagai Tuan Rumah
Ketika ditanya soal pelajaran hidup dari kisah getir yang dialami, Gunawan tersenyum tipis dan berkata, pelajaran terbesar itu, jangan pernah berharap lebih dari rencana Allah. "
Kita boleh punya rencana, tapi semua tetap kehendak-Nya,"jawabnya singkat.
Kini, Gunawan memilih menjalani hidup sederhana di kampung halamannya. Ia bekerja serabutan mulai dari servis vape hingga membantu pekerjaan warga sekitar.
“Kerja apa aja yang bisa. Kadang servis vape, kadang bantu orang. Upahnya seikhlasnya aja,”ucapnya ringan.
Meski kini tanpa harta, Gunawan merasa hidupnya jauh lebih kaya oleh iman dan pengalaman.
“Yang penting saya masih bisa ibadah dan kumpul sama keluarga. Itu yang paling berharga,” pungkasnya.
Diberitakan Radarcirebon.com sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan satu keluarga warga Kota Cirebon terlantar di Kabupaten Pidie Sigli, Provinsi Aceh menjadi sorotan publik.
Video tersebut menunjukkan Gunawan (46), warga Kampung Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, bersama istri dan anaknya yang berharap dapat dipulangkan ke kampung halaman karena tidak memiliki tempat tinggal selama berada di Aceh.
Dalam rekaman video itu, Gunawan menyampaikan permohonan bantuan. Ia mengaku sudah tiga bulan hidup dalam kondisi terlunta di sebuah kebun yang berada di Kampung Blang, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie Sigli, Provinsi Aceh.
“Kami sekeluarga ingin pulang. Saya bingung harus tinggal di mana. Mohon bantuan agar kami bisa kembali ke Cirebon,” ungkapnya dalam video yang beredar.
Menurut informasi yang diterima radarcirebon.com, keluarga tersebut awalnya datang ke Aceh untuk urusan keluarga yang diduga terkait persoalan warisan dari pihak mertua.
Namun situasi berbalik dan membuat mereka mengalami keterpurukan hingga hidup tanpa kepastian selama beberapa bulan.
Ketua KPAID Kota Cirebon, Hj Fifi Sofiah, memastikan pihaknya sudah menerima laporan mengenai kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa upaya pemulangan keluarga itu telah dilakukan.