BACA JUGA:Polisi Amankan 108 Botol Miras yang Dijual Eceran di Suranenggala
BACA JUGA:Musim Hujan, George Ingatkan Pemerintah Daerah Mitigasi Bencana
Kepala Bidang Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Kota Cirebon, Muhammad Luthfi, menegaskan bahwa kegiatan di lapangan masih sebatas penyampaian surat dan sosialisasi, belum penertiban.
“Senin itu baru tahap awal, pemberian surat teguran pertama. Kita masih beri waktu kepada para pedagang untuk membongkar sendiri lapaknya,” ujar Luthfi, Sabtu (1/11/2025).
Ia menjelaskan, setiap surat teguran berlaku tiga hari, dan proses penertiban baru dapat dilakukan setelah seluruh tahapan administrasi dilalui.
“Kita jalankan prosedurnya dulu, supaya semua pihak bisa menyesuaikan,” jelasnya.
BACA JUGA:Kasus Pengeroyokan Dokter di Indramayu Berakhir Damai, Begini Alasan dr Baskar Sepakat Damai
Luthfi menambahkan, pihak proyek memang ingin segera memulai pekerjaan revitalisasi trotoar, namun Satpol PP tetap mengedepankan pendekatan persuasif.
“Kita ingin tertib, tapi juga tetap manusiawi. Prinsipnya tidak ada pemaksaan,” katanya.
Terkait lokasi berjualan sementara, Luthfi menyarankan agar Radarcirebon.com mengkonfirmasi dengan Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon.
Sebelumnya, informasi mengenai penataan kawasan sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang.
Namun setelah mendapat penjelasan langsung dari petugas, sebagian besar kini mulai memahami tujuan kegiatan tersebut.
“Awalnya kami sempat khawatir, tapi ternyata cuma pemberitahuan dulu. Jadi lebih tenang,” ujar Firman Novandi, salah satu perwakilan pedagang.
Program penataan kawasan Stasiun Kejaksan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Cirebon mempercantik wajah kota sekaligus mengembalikan fungsi trotoar sebagai jalur pejalan kaki.
Luthfi menegaskan, langkah ini bukan untuk mematikan usaha kecil, tetapi untuk menata ulang agar kawasan lebih tertib dan nyaman.
“Kita ingin kawasan Stasiun Kejaksan tetap hidup, tapi juga rapi dan aman bagi semua,” pungkasnya.