"Saya apresiasi langkah warga. Ini bentuk kepedulian agar Desa Cipanas lebih baik lagi, terutama dalam administrasi dan pembangunan. Kami siap terbuka, dan akan mengakomodir keinginan warga," ungkapnya.
Meski begitu, Maman menjelaskan bahwa pelibatan masyarakat dalam kegiatan desa tetap harus menyesuaikan kondisi dan kapasitas ruang, serta sudah diwakili oleh lembaga-lembaga resmi seperti RT, RW, dan lembaga desa lainnya.
Terkait transparansi anggaran, Maman menegaskan pihaknya siap membuka data dan menjelaskan secara rinci struktur pembiayaan setiap kegiatan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak menilai penggunaan anggaran hanya dari angka globalnya semata.
BACA JUGA:Jadi Desa Wisata, Investor Mulai Menjalin Kerja Sama dengan Pemdes Karangsuwung
"Dalam satu kegiatan, biasanya ada beberapa komponen biaya yang saling berkaitan."
"Semuanya ada rinciannya. Kami juga sudah berupaya meningkatkan kedisiplinan aparatur desa, misalnya dengan sistem absensi sidik jari dan pemberian sanksi bagi perangkat yang terlambat," katanya.
Maman juga menegaskan bahwa kritik warga tidak dipandang sebagai bentuk perlawanan, melainkan sebagai upaya bersama untuk menciptakan pemerintahan desa yang lebih bersih dan sesuai regulasi.
"Kami tidak melihat ini sebagai bentuk kebencian terhadap pemerintah desa, justru kami anggap sebagai langkah positif agar pemerintahan desa berjalan sesuai aturan," pungkasnya. (sam)