2. Ramah Lingkungan, Pembakaran biobriket umumnya menghasilkan emisi yang lebih rendah dan lebih bersih dibandingkan dengan pembakaran langsung biomassa mentah atau bahan bakar fosil tertentu.
3. Jerami adalah produk sampingan dari pertanian padi, menjadikannya sumber bahan bakar yang terbaru dan berkelanjutan, tersedia dalam jumlah besar di Indonesia.
4. Bahan baku utama (jerami) adalah limbah dengan biaya perolehan yang sangat rendah, berpotensi menekan biaya energi bagi pengguna.
5. Nilai Kalor Tinggi, Proses briketisasi meningkatkan kepadatan energi jerami, sehingga menghasilkan panas yang lebih stabil dan tahan lama.
BACA JUGA:Sebagai Ujung Tombak, Pupuk Indonesia Imbau PPTS Taati Aturan
Potensi Penggunaan BOBIBOS
Inovasi bahan bakar dari jerami ini memiliki potensi aplikasi yang luas, terutama di sektor industri dan rumah tangga:
1. Industri Kecil dan Menengah (IKM), Dapat digunakan sebagai pengganti kayu bakar atau batubara untuk proses pemanasan, seperti pada industri tahu, tempe, bata merah, atau pengeringan hasil pertanian.
2. Rumah Tangga, BOBIBOS bisa menjadi alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan sebagai bahan bakar untuk memasak, terutama di daerah pedesaan.
3. Energi Listrik Skala Kecil, Berpotensi digunakan pada generator biomassa skala kecil untuk menghasilkan listrik di daerah terpencil.
Inovasi BOBIBOS menunjukkan betapa pentingnya peran riset dan pengembangan lokal dalam mencari solusi energi yang berkelanjutan, sekaligus memberdayakan sektor pertanian Indonesia.
Artikel: Rahma Zahra mahasiswa Universitas Majalengka yang sedang magang di Radar Cirebon.
BACA JUGA:Satu Tahun Prabowo-Gibran, Pupuk Indonesia Hadirkan Langkah Nyata Dukung Swasembada Pangan