Aktivis Fordisma Sebut Kasatpol PP Penakut

Rabu 14-05-2014,12:23 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

SUMBER - Kegamangan Satpol PP Kabupaten Cirebon dalam menindak tegas PT Mineralindo Jaya Sentosa (MJS) yang sampai saat ini masih melakukan aktivitas pertambangan di lokasi galian C Desa Kedondong Kidul, Kecamatan Dukupuntang disayangkan sejumlah pihak. “Harusnya langsung ditutup saja, malah dilakukan monitoring,” kata aktivis Fordisma Untag ‘45 Cirebon, Taspin. Menurutnya, padahal, sudah diketahui bersama dalam rapat yang berlangsung di Satpol PP beberapa waktu lalu menyimpulkan agar PT MJS untuk segera menghentikan aktivitas sementara sambil menunggu proses perizinannya diterbitkan. Kemudian, dilanjutkan diterbitkannya surat peringatan pada tanggal 9 Mei 2014 lalu. Kemudian, yang melakukan monitoring, lagi-lagi diserahkan oleh kepala bidang dan kepala seksi. Seharusnya, Kasatpol PP juga ikut terjun langsung guna melihat kondisi terkini Gunung Petot, sehingga bisa melakukan kebijakan di tempat. “Ada apa dengan Kasatpol PP ini, perkara ini harus segera ditindak, bukan monitoring,” imbuhnya. Pihaknya tidak mempersoalkan sikap dari kepala bidang dan kepala seksi di bidang penegakan peraturan daerah Satpol PP Kabupaten Cirebon yang hanya sekadar melakukan monitoring. Sebab, hal tersebut tentu atas perintah dari Kasatpol PP. Justru yang ia persoalkan adalah sikap dari Kasatpol PP Kabupaten Cirebon yang sebelumnya begitu menggebu-gebu akan melakukan tindakan tegas dengan menutup lokasi galian C Gunung Petot. Tapi, belakangan menjadi mengkerut. “Masalahnya ada di Kasatpol PP-nya yang seolah-olah takut,” bebernya. Sementara, Kasatpol PP Kabupaten Cirebon Drs Abraham Mohammad MSI saat menghubungi Radar berkilah, bahwa perubahan kebijakan dari penutupan menjadi monitoring merupakan upaya dia dalam menunjunjung tinggi mekanisme penindakan sebuah pelanggaran. Artinya, sebelum penutupan, dilakukanlah upaya monitoring sebagai bagian dari pembinaan Satpol PP. “Jika dimonitor masih melakukan penggalian, kita akan tindak tegas,” ungkapnya. Saat disinggung kapan pelaksanaan penutupannya, mantan Kadiskominfo Kabupaten Cirebon ini menegaskan akan dilakukan pada hari Jum’at (16/5) mendatang. “Tidak hanya galiannya saja, tapi stockpile dan pabrik batunya kita tutup, karena embrionya dari situ,” tegasnya. (jun)  

Tags :
Kategori :

Terkait