Proyek Pasar Batik Belum Dilelang

Rabu 14-05-2014,14:17 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

SUMBER - Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon meminta kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon untuk menggeber pembangunan pasar batik. “Kami memberikan target kepada mereka, bulan November 2014 ini harus selesai pembangunannya. Sehingga bisa digunakan oleh para perajin dan suplier batik,” papar Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, Arief Rahman ST usai menggelar rapat kerja dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon, kemarin (13/5). Walaupun ditargetkan November bisa dioperasikan. Kemungkinan, pembangunannya akan menghadapi kendala. Pasalnya, sampai saat ini proses pelelangan proyek belum muncul di LPSE. Padahal, menurut Disperindag sudah diusulkan sejak bulan Maret lalu. “Kapan pelaksanaannya, biar eksekutif yang memikirkan, kami minta November sudah jadi,” tegasnya. Ia menjelaskan, keuntungan Kabupaten Cirebon mempunyai sentra perdagangan batik adalah untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara lebih banyak, sehingga mampu meningkatkan neraca perekonomian masyarakat Kabupaten Cirebon. Makanya, pemerintah daerah, harus menyediakan fasilitas yang memudahkan pelancong untuk belanja batik. “Saat ini, showroom batik yang ada di wilayah Trusmi, sulit untuk dijangkau dengan kendaraan bus, sehingga menyulitkan pengunjung. Kalau kita pusatkan dalam satu kawasan, maka akan mempermudah,” jelasnya. Arif khawatir, kalau pembangunan pasar batik ini terus diulur-ulur, promosi yang sudah digeber dengan berbagai cara akan menjadi sia-sia karena pengunjung akan merasa kecewa, jika tidak ada infrastruktur yang mendukung kemudahan mereka dalam membeli kerajinan lukis kain khas Kabupaten Cirebon ini. “Takutnya, mereka beranggapan, pas mau ke Trusmi, parkir saja susah, akhirnya mereka kapok untuk berkunjung kembali,” bebernya. Kalau sudah disediakan infrastrukturnya, diharapkan dari mulut ke mulut, pengunjung akan ikut serta mempromosikan batik Cirebon, sehingga mereka mau berkunjung kembali membawa rekan-rekannya. “Alhasil, perekonomian akan meningkat,” ujarnya. Untuk pembagian kios, pihaknya tidak terlalu khawatir akan menimbulkan resistensi yang tinggi dari para pedagang, karena pasar ini bukanlah pasar renovasi. Melainkan, pasar baru yang rencananya akan dibangun sebanyak 200 kios dengan berbagai ukuran. “Pedagang bisa memiliki dengan sistem yang nantinya akan disepakati bersama teknis kepemilikannya dengan Disperindag selalu pengelola pasar,” terangnya. (jun)  

Tags :
Kategori :

Terkait