Marinir Korsel Main Tembak

Selasa 05-07-2011,06:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Empat Tentara Tewas, Pelaku Coba Bunuh Diri dengan Granat SEOUL– Insiden penyerangan sebuah pangkalan militer terjadi di Korea Selatan (Korsel) kemarin (4/7). Pelakunya adalah seorang marinir berusia 19 tahun dan berpangkat kopral. Tanpa diketahui awal mulanya, prajurit tersebut menembakkan senjata secara membabi buta ke arah rekan-rekannya. Lantas, setelah aksinya itu, dia berupaya bunuh diri dengan meledakkan granat tangan yang dibawanya. Empat tentara tewas seketika dalam insiden tersebut. Seorang marinir lainnya terluka. Sedangkan nyawa pelaku selamat meski dia juga mengalami luka. Militer Korsel masih menyelidiki latar belakang aksi kopral marinir 19 tahun tersebut. Pihak berwenang hanya mengidentifikasi pelaku dengan nama depan Kim. Dalam kesempatan tersebut, Juru Bicara Korps Marinir Korsel Kim Tae-Un mengungkapkan bahwa saat itu Kim melancarkan tembakan secara membabi buta di sebuah barak militer di wilayah dekat perbatasan dengan Korea Utara (Korut). Tepatnya, barak korps marinir itu berada di Pulau Ganghwa, pulau kecil di muara Sungai Han di pantai sebelah barat dan terpisah dari Gimpo (daratan Korsel), atau berjarak sekitar 60 km barat Seoul. Menurut dia, korban tewas adalah seorang tentara yang berpangkat sersan kepala dan tiga marinir lainnya. Selain pelaku, korban luka adalah seorang marinir berpangkat prajurit. Keduanya telah dilarikan ke rumah sakit. “Setelah menembak dengan senapan serbu K-2 (buatan Korsel), kopral tersebut ditemukan terluka di tempat yang terpisah. Di lokasi itu dia melepaskan detonator granat tangan yang dibawanya sehingga meledak,” terangnya. Cedera yang dialami pelaku membuat dia kesulitan menjawab pertanyaan terkait motif tindakannya tersebut. Karena itu, dia belum bisa diperiksa. Tak diketahui berapa kali pelaku melepaskan tembakan. Namun, Kim Tae-un menuturkan bahwa personel marinir di unit itu secara normal mengisi magazin senapan dengan 15 peluru. Sejauh ini luka yang dialami pelaku dan seorang prajurit lainnya tidak membahayakan. “Kami harus menunggu sampai dilakukan investigasi untuk mendapat kejelasan dari kasus tersebut,’’ katanya. “Begitu pelaku pulih, penyelidik kami akan melanjutkan tugasnya,” tambahnya. Seorang saksi mata dari kalangan warga setempat, Lee Yong-soo, bercerita kepada kantor berita Yonhap bahwa dia tiba-tiba mendengar suara rentetan tembakan. Selanjutnya, empat tentara yang hanya mengenakan pakaian dalam lari meninggalkan barak. “Mereka lari sekencang mungkin,” ujarnya. Yonhap juga mengutip keterangan seorang warga lain bahwa dirinya mendengar cekcok atau saling ejek di antara para marinir tersebut sebelum terjadi penembakan. Marinir di barak itu sengaja ditugaskan menjaga pulau-pulau garis depan di Laut Kuning, dekat perbatasan dengan Korut. Insiden penembakan tersebut memunculkan polemik dan pertanyaan soal standard disiplin yang diterapkan pada 650 ribu personel militer Korsel. Ada banyak laporan soal keluhan tindakan kejam dan pelecehan yang dilakukan oleh tentara Korsel yang lebih senior kepada para yuniornya. Korsel juga menerapkan aturan wajib militer bagi warga sipil selama dua tahun. Itu bukan kali pertama muncul insiden pada kalangan militer Korsel. Delapan tentara Korsel tewas dan dua yang lain luka serius pada 2005 ketika seorang personel militer melemparkan granat dan melepaskan tembakan membabi buta kepada rekan-rekannya yang sedang tidur di barak. Insiden tersebut terjadi di pos penjagaan sebuah pulau di utara Seoul. Belakangan, diketahui bahwa insiden tersebut terjadi karena pelaku membalas dendam terhadap seniornya yang sering melecehkan dia. Pada 2008, seorang tentara Korsel berpangkat prajurit yang baru beradaptasi dengan dunia militer melemparkan granat kepada rekannya yang sedang tidur. Saat itu, lima tentara terluka. Bulan lalu, dua marinir yang bertugas di pos penjagaan lain di pulau garis depan menembak pesawat penumpang sipil jenis Airbus karena mengira pesawat tersebut merupakan armada pengintai Korut. Beruntung, tembakan tersebut tidak mengenai pesawat tersebut. (AFP/cak/dwi)

Tags :
Kategori :

Terkait