Isinya Minta Dukungan untuk Pasangan Jokowi-JK JAKARTA - Debat pemilu presiden ke-III yang menghadirkan kandidat calon presiden berjalan lebih hidup. Dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional yang disuguhkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), masing-masing kandidat capres kemarin saling beradu pendapat berdasarkan visi dan misi mereka masing-masing. Sesi debat yang disiarkan langsung oleh TVOne dan ANTV itu sedianya digelar pukul 19.30 WIB. Kedua stasiun TV itu sengaja meminta jam sesi debat dimajukan, karena keduanya tengah sibuk menyiarkan Piala Dunia. Namun, jadwal yang direncanakan itu akhirnya molor lebih dari 15 menit. Pasalnya, rata-rata kedua pendukung kandidat capres terlambat datang di Hotel Holiday Inn, venue debat. Akses hotel yang macet, ditambah keramaian berbagai even di Jakarta membuat mereka terlambat. Jokowi sendiri hadir bersama calon wakil presiden Jusuf Kalla, didampingi kedua istri, Iriana Joko Widodo dan Mufidah Kalla. Jokowi-JK kompak mengenakan baju batik, sementara Iriana-Mufidah mengenakan baju warna ungu. Saat Jokowi masuk ke ruang debat, seluruh pendukung Jokowi menyanyikan selamat ulang tahun ke-53 kepadanya. Prabowo hadir didampingi anaknya, Didiet Hedi Prasetyo, juga bersama cawapres Hatta Radjasa. Sama seperti debat sebelumnya, Prabowo mengenakan baju putih, lengkap dengan garuda merah di dada. Saat sesi penyampaian visi dan misi, Prabowo lugas menyampaikan isu terkait politik internasional dan ketahanan nasional. Waktu selama empat menit dimanfaatkan sepenuhnya, terutama untuk penyampaian ketahanan dalam negeri untuk bisa berbicara di dunia internasional. Sementara Jokowi, menyampaikan berbagai rincian visi dan misi dalam berbagai poin. Jokowi membawa catatan kecil yang dia siapkan di tangan kirinya. Sesekali, Jokowi membuka lembar selanjutnya, untuk mengingat kembali poin yang ingin disampaikan. Prabowo, dengan latar belakang militernya, bukannya tanpa persiapan tertulis. Di saat sesi jeda komersial, salah seorang tim Prabowo mondar-mandir di depan meja yang disiapkan untuk Prabowo, dan menyelipkan sejumlah kertas catatan di meja itu. Selama sesi debat, terkadang kedua capres larut dalam adu debat mereka. Penyampaian visi dan misi disampaikan secara serius. Moderator Hikmahanto Juwana dari Universitas Indonesia terkadang meminta kedua kandidat untuk tersenyum. Saat menjelang debat muncul sms broadcast di salah satu provider yang terkait dukungan terhadap pasangan calon Jokowi-JK. Ada sejumlah sms yang beredar, salah satunya terkait penolakan Jokowi terhadap kucuran dana JICA terkait monorel, komitmen Jokowi untuk tidak bagi-bagi kursi, dan sms terkait ajakan bergabung terhadap lawan politik masuk ke kubu Jokowi. Selama debat, sms broadcast terkait penyampaian Jokowi juga mengalir. Prabowo dalam debat menjelaskan kembali terkait kekayaan alam yang bocor. Bauksit mentah yang mengalir keluar, selama ini tidak tinggal di Indonesia. Politik dalam negeri, kalau banyak huru-hara, rakyat miskin, gaji polisi tentara kurang, maka Indonesia tidak akan dihormati. Indonesia boleh berdiplomasi dengan kata-kata, tapi bangsa lain harus melihat kekuatan Indonesia. Indonesia menurut Prabowo harus kuat di dalam negeri, supaya punya nilai tawar di luar negeri. Sementara Jokowi menjelaskan isu terkait ketahanan sumber daya alam laut. Jokowi mendambakan Indonesia memiliki sebuah pesawat tanpa awak, ini digunakan untuk mengawasi pencurian di laut. Selain sebagai peremajaan alutsista, pesawat itu sekaligus ketahanan di bidang ekonomi. Jokowi juga menekankan pentingnya diplomasi antar negara dalam setiap penyelesaian konflik. Terpisah, konsultan citra personal Fay Irvanto menilai, dari sisi penampilan dan karisma, Jokowi berhasil membuat poin plus. Di luar materi yang disampaikan, menurut dia, gubernur DKI Jakarta itu mampu menampilkan hal baru yang lebih mencerminkan personality-nya selama ini. Yaitu, busana batik yang kali ini dipilih ketimbang memakai jas seperti dua tampilan terdahulu. \"Dari sisi contend dan context, Jokowi lebih mengelolanya di debat hari ini (tadi malam, red),\" kata Fay Arvanto saat dihubungi usai debat. Menurut dia, dari sisi konten, busana Jokowi yang memakai batik dengan pilihan warna sesuai dengan warna kulit bisa memunculkan kesan lebih merakyat. \"Daripada memaksakan memakai jas, rasanya tidak pas banget,\" katanya, yang kerap dipercaya menjadi personal coach & personal advisor untuk para leaders dan manajer tersebut. Sedangkan dari sisi konteks, bahasa tubuh Jokowi saat memberikan paparan, memunculkan kesan kalau dirinya sosok yang humble (sederhana). Misalnya, Jokowi sering menunjukkan gerakan tangan dengan jari sambil menujuk ke bawah, seperti orang menanam padi. Atau, menggerakkan tangan di depan dada sembari jari seperti membentuk huruf \"O\". \"Ini mirip seperti Obama, saya tidak tahu, apakah oleh timnya memang dibentuk hingga seperti mirip Obama,\" beber Fay lagi. Di sisi lain, dari konten, busana Prabowo yang ingin menampilkan diri sebagai sosok nasionalis dan jiwa kebangsaan belum berubah. Baju safari warna putih dengan dua saku di bagian depan, plus emblem garuda merah, dipadu dengan kopiah hitam identik dengan kesan yang ingin ditampilkan. Hal tersebut, lanjut dia, dari sisi konteks, Prabowo kali ini tampil dengan sangat rileks. Namun demikian, menurut dia, gerakan tangan yang lebih banyak disandarkan pada podium justru lebih menunjukkan kalau yang bersangkutan belum merasa sepenuhnya menguasai audiens. \"Prabowo tampil lebih percaya diri ketimbang sebelumnya, tapi secara konten dan konteks masih belum terlalu dalam,\" imbuhnya. (bay/dyn) DEBAT CAPRES Isu: Memperkuat ketahanan nasional Prabowo Menguatkan kondisi dalam negeri dengan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat sebagai modal awal Jokowi Membangun poros maritim agar bisa menang di laut, lewat modernisasi alat pertahanan dan industri pertahanan Isu: ruang dilplomasi militer Prabowo : Lebih gunakan ‘Politik Tetangga yang Baik’, menghargai kepentingan negara lain, tapi negara lain juga harus diyakinkan untuk juga menghargai kita. Jokowi: Mengedapankan pendekatan G to G, tapi kalau sudah menduduki wilayah kita maka tidak ada pilihan lain, harus tegas Isu: Panser Anoa vs Tank Leopard Prabowo: Tidak ada yang salah dari pembelian tank leopard, karena yakin pihak terkait (TNI dan kemenhankan) sudah riset dulu. Tapi, Anoa sebagai produk dalam negeri juga harus terus dikembangkan. Jokowi : Pembelian Tank leopard tidak tepat karena tidak sesuai medan di Indonesia. Lebih cenderung mengembangkan alutsista buatan sendiri seperti Anoa.
SMS Broadcast Beredar saat Debat
Senin 23-06-2014,12:03 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :