Evakuasi Korban Dihadang Kabut

Jumat 05-08-2011,07:34 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

BITUNG – Miris, begitu menyaksikan kondisi tubuh penumpang dan kru helikopter yang jatuh berserakan di Gunung Dua Sudara, Bitung, Rabu (3/8). Terlebih membayangkan saat-saat dimana heli milik PT Nyaman Air yang disewa PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) itu menyambar pepohonan, lalu hancur berkeping. Delapan penumpang dan dua kru tak satupun yang selamat. Dian Rimba Rudiansyah, satu dari dua penumpang yang saat ditemukan masih hidup, nyawanya tidak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit Prof Kandouw Manado, dini hari kemarin. Proses pencarian bangkai dan korban jatuhnya helikopter jenis Bell 412 ini sendiri sempat dihadang kabut. Pencarian dilakukan tim gabungan dari berbagai elemen. Helikopter yang take off dari bandara Sam Ratulangi Manado pukul 14.26 dan hilang kontak 14.31 itu jatuh di pegunungan Dua Sudara saat akan menuju Bandara Gosowong, Maluku Utara. Setelah mendapatkan informasi jatuhnya heli naas itu, tim SAR, kepolisian, TNI AL dan AD langsung menuju ke lokasi. Tim SAR gabungan tiba di lokasi dan langsung melakukan pencarian mendaki Gunung Dua Sudara, tempat jatuhnya helikopter itu. Pencarian awal yang dilakukan sekitar pukul 16.30 itu tak membuahkan hasil. Meski dibantu masyarakat setempat yang sempat melihat helikopter, tim akhirnya turun gunung. Pencarian dihentikan karena angin kencang dan suasana hutan yang  gelap gulita. Itu dilakukan demi keselamatan para kru. Tim kemudian berkumpul di rumah Frans Porarouw,  salah seorang warga di Kelurahan Dua Sudara. Di situ, strategi pencarian kembali disusun dengan meminta keterangan dari sejumlah warga yang sempat mendengar dan melihat helikopter milik PT Nyaman Air itu sebelum jatuh. Di tempat itu, sekitar pukul 18.30, Kapolres Bitung, AKPB Satake Bayu bersama para personilnya serta tim SAR mulai mencermati peta hutan gunung Dua Sudara. Sambil itu, didirikan posko penyelamatan sebagai pusat koordinasi tim pencarian. Tim Sar dan Polres bersama puluhan warga yang naik lewat atas menempuh separuh jalan menggunakan 3 unit mobil rambo, dua mobil dari Kehutanan dan SAR. Usai menempuh perjalanan dengan kendaraan sepanjang 2 Km, pencarian dilanjutkan dengan berjalan kaki. Pencarian malam itu menghadapi medan yang cukup berat. Dengan kondisi malam gelap, para pencari sempat kesulitan menemukan heli. Apalagi hutannya sangat lebat dan dipenuhi pohon besar. Untuk bisa terus berjalan, tim terpaksa harus memotong ranting-ranting pohon yang menghalangi. Setelah pencarian dilakukan sekitar satu jam setengah, tim akhirnya menemukan bangkai dan korban heli sekitar pukul 00.05 Wita. Tim dari Kodim duluan mendapati heli di lereng gunung, tepatnya di kebun Opa Demir, sebelah kanan atas kebun milik Evert Tengker. Hasil itu kemudian  langsung diberitahukan melalui alat komunikasi dan semua tim langsung menuju lokasi itu. Lokasi jatuhnya helikopter milik PT Nyaman Air yang disewa PT Nusa Halmahera Mineral (NHM) itu pada ketinggian sekitar 650 meter di atas permukaan laut. Saat pertama kali ditemukan, tak ada tanda-tanda  kehidupan. Kaki dan tangan para penum­pang yang putus berserakan di radius 15 meter dari bangkai helikopter. Jangankan tubuh para penumpang, tubuh helikopter saja hancur. Banyak potongan helikopter yang berserakan di lokasi. Di bangkai helikopter juga, tergantung bagian-bagian tubuh manusia. Usus terburai juga ter­lihat dari tubuh para korban. Awalnya seluruh korban diperkirakan meninggal  di tempat. Bau aftur cukup menyegat di lokasi itu. Tapi, tak ada tanda-tanda kebakaran atau bekas ledakan. Aftur hanya tumpah karena helikopter jatuh dan hancur berkeping-keping. Karena bau aftur, semua tim di sekitar tempat itu dilarang merokok untuk menghindari adanya ledakan. Tim kemudian mencari satu per satu para korban sesuai jum­lah 8 penumpang dan dua kru helikopter. Bagian tangan dan kaki yang putus dicarikan pasa­ngannya. Hingga didapati Dian Rudiansyah, salah satu kor­ban yang ternyata masih hidup. Rudiansyah lebih dulu diturun­kan melalui kawasan perke­ma­han Danowudu dan kemu­dian di­larikan ke rumah sakit. ­Sayangnya, di tengah jalan, ia meng­hembuskan nafasnya dalam perjalanan ke rumah sakit. (sto)

Tags :
Kategori :

Terkait