CIREBON– Kota Cirebon menjadi magnet bagi siapapun untuk datang. Sebagai kota perdagangan dan jasa, simpul perekonomian menjadi buruan warga pendatang. Tidak terkecuali para gelandangan dan pengemis (gepeng) dadakan yang jumlahnya semakin meningkat di bulan Ramadan ini. Sekretaris Dinsosnakertrans Kota Cirebon Dra Hj Maemunah MSi mengatakan, memasuki bulan puasa jumlah pengemis dan pengamen jalanan semakin meningkat dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan data di dinsosnakertrans, gelandangan dan pengemis serta anak jalanan selalu rutin di razia dalam beberapa tempat. Namun, khususnya pengemis seolah tidak memiliki efek jera. “Daerah lain, memberi pengemis dikenakan sanksi. Ini membuat efek jera karena pengemis sepi pemberi,” terangnya kepada Radar. Maemunah mencontohkan Kota Palembang yang menerapkan denda Rp50 juta jika memberi uang kepada pengemis di jalanan. Begitupula di Jakarta dan Kota Bandung. Pengemis adalah masalah sosial kota besar dan berkembang. Untuk pengemis di Kota Cirebon, Maemunah menyebut banyak berasal dari wilayah tetangga. Beberapa bulan lalu, kata perempuan berjilbab itu, pihaknya sudah mengadakan koordinasi antar SKPD di lingkungan Pemkot Cirebon dalam menangani anak jalanan dan gelandangan pengemis (gepeng). Namun, untuk koordinasi lintas wilayah dengan Kabupaten Cirebon belum pernah dilakukan. Maemunah berharap, BKPP Wilayah III Cirebon ikut berpartisipasi aktif dalam melakukan komunikasi dan koordinasi dengan daerah di wilayah III Cirebon. “Ini persoalan lintas wilayah. Diselesaikan dengan forum wilayah III Cirebon,” ucapnya. (ysf) FOTO: ILMI YANFA’UNNAS/RADAR CIREBON MULAI MARAK. Beberapa pengemis di salah satu sudut Kota Cirebon, kemarin
Ramadhan, Gepeng Dadakan Makin Marak
Kamis 03-07-2014,12:27 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :