Peran Jurnalis Bantu Program Pemerintah  

Jumat 08-08-2014,11:12 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN – Bupati Hj Utje Ch Suganda bersama ratusan pekerja pers yang meliput Kabupaten Kuningan menggelar halalbilhalal di Rumah Makan Raja Seafood, Desa Bandorasa, Kuningan, Kamis (7/8). Ikut hadir dalam kesempatan itu Wabup H Acep Purnama dan Sekda H Yosep Setiawan MSi. Menurut Utje, keberadan jurnalis sangat membantu terhadap kelancaran berbagai program yang diluncurkan pemerintah. Tanpa jurnalis, program yang disampaikan di tengah publik kurang efektif. “Dalam bekerja harus ada kerja sama sesuai dengan potensi yang dimiliki.  Sebab keberaan pers baik cetak maupun elektronik memudkan kerja kami,” ucap Utje.  Pihaknya mengapresiasi kepada seluruh insan pers yang telah bekerja sama dengan baik. Pemerintah daerah melalui Humas adalah mediator dalam wilayah kerja pemda. “Saya siap memberikan info kepada masyarakat. Sebagai pemimpin harus bisa memberikan saran-saran bagi masyarakat. Karena peran insan pers begitu sangat mendukung, maka jurnalis dituntut untuk terus berkarya. Sehingga para pembaca bisa membaca berita-berita paling aktual,” tutur Utje.   Di sela sambutan, Utje mengajak jurnalis mengubah pola pikir dalam bekerja. Menurutnya jurnalis jngan sampai bekerja tanpa passion (gairah) dan karya. Jangan menjadikan sebuah aktivitas hanya sekadar untuk pemenuhan kebutuhan minimal seperti memperoleh gaji, pangkat, fasilitas kerja atau atribut lain. “Jika begitu, kita tidak akan merasakan keasyikan hal-hal baru. Bahkan kita tidak akan merasakan desakan dari dalam diri agar terus menerus menjadikan diri lebih baik. Sebab semua dilaksanakan atas nama uang, kebutuhan atau keterpaksaaan,” tandasnya. Atas dasar itu, diperlukan tekad bekerja dengan passion, berkarya dengan hati. Sehingga mampu berkontribusi lebih nyata bagi publik. Diingatkan Utje, kebahagiaan hakiki hanya terjadi apabila orang merasakan kenikmatan kerja, keasyikan berkarya dan kebanggaan berkontribusi. Sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan dijalani dengan penuh kesadaran dan sukacita. Bekerja, lanjut Utje, sebenarnya tidak berhubungan dengan tempat kerja, status kepegawaian, jabatan, jumlah anak buah atau besarnya gaji. Melainkan sesungguhnya berhubungan dengan kejujuran, rasa syukur dan ikhlas. “Sebab itu, berupayalah menjadi diri sendiri yang terbaik,” tandasnya lagi dengan suara lantang. Kaitan dengan insan pers serta perwujudan jurnalisme modern, menurut Utje, dituntut untuk mampu memadukan logika, etika dan estetika dalam karya jurnalistiknya. Sehingga karyanya mendekati kebenaran. Enak dan perlu dibaca, serta menyejukan publik. Sebab tidak dipungkirinya, masyarakat bisa menikmati berita aktual secara dini melalui media. “Masyarakat merasa terbantu mengatasi persoalan kehidupan secara efisien, terhibur. Bahkan sebuah berita menjadi pendidikan dan alat kontrol sosial yang efektif,” pungkasnya. Sementara para jurnalis menyambut positif acara halalbihalal tersebut. “Kami menyambut baik acara ini karena rasanya tidak afdol kalau setelah puasa tidak saling memaafkan. Wartawan juga manusia sehingga tidak luput dari kesalahan,” ujar seorang jurnalis Radar Kuningan, Deden Rijalul Umam. Jika selama ini ada berita yang bernada kritik, menurutnya, merupakan bentuk perhatian terhadap pemda. Mengingat peran media sebagai kontrol sosial. “Semoga wartawan Kuningan bisa istiqamah menjalankan tugasnya. Sehingga keberadaan media sangat penting bagi publik,” jelasnya. Bupati, wabup, sekda bersama insan pers berbaur saling berjabat tangan untuk saling memaafkan dalam suasana kemenangan Idul Fitri. Di sela acara makan, bupati melantunkan lagu untuk menghibur para wartawan. Kemudian di akhir acara buapti berpose dengan para kuli tinta. (mus/tat)

Tags :
Kategori :

Terkait