Hotel 4 Lantai di Kompleks GW

Jumat 08-08-2014,11:22 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KEJAKSAN- Kompleks Gedung Wanita (GW) bakal berubah total. Di lokasi tersebut, selain GW yang tetap akan difungsikan sebagai gedung pertemuan, juga akan dibangun hotel 8 lantai. Untuk mewujudkan ini, Pemkot Cirebon dan investor PT Charuban Reka Buana sudah menandatangani surat perjanjian kerja sama, kemarin (7/8). Penandatanganan tersebut dilakukan langsung oleh Wali Kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM dan pimpinan PT Charuban Reka Buana, Edwin. Ano mengatakan, dengan ditandatanganinya surat perjanjian kerja sama maka pembangunan bisa segera dilakukan. Saat ini pemerintah kota sedang memproses izin pembangunan. “Sekarang tinggal menunggu implementasinya saja setelah proses perizinan selesai. Paling dalam waktu dekat ini investor akan melakukan pemagaran dan pengamanan, menjelang pembangunan dilaksanakan,” tuturnya. Dikatakan Ano, GW akan tetap difungsikan sebagai gedung pertemuan. Hanya saja, akan dilengkapi oleh sarana penunjang lainnya. Lalu bagaimana kontribusi investor pada pemerintah kota? Ano mengatakan, pihak investor akan dikenakan biaya sewa sebelum operasional sebesar Rp425 juta pertahun. Artinya, selama proses pembangunan berjalan, pihak investor harus membayar Rp425 juta setiap tahunnya. “Sementara nanti kalau sudah dioperasionalkan, investor harus memberikan kontribusi ke PAD Kota Cirebon sebesar Rp325 juta hingga Rp400 juta tiap tahun,” tuturnya. Ano pun berharap optimalisasi GW bisa segera direalisasikan. Karena hal tersebut sudah menjadi harapan masyarakat kota Cirebon. Ano juga berharap di tahun ini pembangunan bisa selesai sehingga masyarakat bisa segera menikmati GW. “Jelas harapan saya ingin bisa segera terlaksana,” tuturnya. Sementara Sekda Kota Cirebon Drs Asep Dedi MSi mengatakan, GW akan dibangun gedung pertemuan dengan dilengkapi penginapan 4 lantai bahkan bisa lebih. Dirinya mengakui pemerintah kota sedang memproses perizinan pembangunan gedung tersebut. “Kontraknya selama tiga puluh tahun,” tuturnya. Mengenai kontribusi, Asep mengaku hal tersebut berdasarkan dari penawaran yang diajukan oleh investor. Setelah disepakati, akhirnya muncul angka di kisaran Rp400 juta untuk kontribusi ke PAD Kota Cirebon setiap tahunnya. “Pertahun nanti naik. Persentase kenaikannya kita atur di surat perjanjian tersebut,” lanjutnya. Asep pun berharap, investor bisa mengoptimalisasikan GW dengan baik. Karena, keberadaannya sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. “Semoga saja semuanya lancar dan bisa segera dilaksanakan,” tuturnya. Sementara itu, perwakilan PT Charuban Reka Buana, Saut Pasaribu mengatakan, pihaknya tidak akan mengubah fungsi gedung wanita sebagai gedung pertemuan. Gedung Wanita akan tetap ada. Untuk hotel sendiri, kata Saut, akan didirikan 8 lantai. “Rencananya kita bangun delapan lantai. Dan gedung wanitanya tetap ada,” tuturnya. Saut pun mengaku hotel tersebut akan dinamakan dengan sebutan Hotel Charuban. “Jadi tetap didalamnya ada gedung pertemuan, yaitu Gedung Wanita,” sambungnya. SULIT CARI INVESTOR UNTUK BIP Jika GW dan TAIS mulai digarap, Balong Indah Plaza (BIP) atau Pasar Balong nampaknya masih akan memakan waktu lama. Hingga saat ini pemkot masih kesulitan menjacari investor untuk mengelola Pasar Balong. Sejak putus kontrak dengan Matahari 2013 lalu, pemerintah kota belum mendapatkan investor yang sesuai dengan kebutuhan. Wali Kota Ano Sutrisno mengakui hingga saat ini belum ada investor yang merapatkan diri untuk mengelola Pasar Balong. Meski sempat ada yang merapat, tapi ternyata terdapat kendala. “Ada juga yang sudah tertarik, tapi ternyata meminta dibangunkan hotel, jadi tidak kami setujui,” ujarnya, belum lama ini. Dikatakan Ano, mencari investor rupanya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pihaknya sudah mencoba menggandeng berbagai investor namun hingga saat ini belum ditemukan yang sesuai dengan keinginan. “Sulit sekali mencari investor yang sesuai. Hingga saat ini kami terus berupaya agar pasar balong bisa segera diperbaiki,” lanjutnya. Orang nomor satu di Kota Cirebon ini mengatakan pihaknya sangat menginginkan Pasar Balong bisa segera dimanfaatkan dengan optimal. Sehingga keberadaannya pun bisa dirasakan oleh masyarakat. Bila pemerintah sudah menemukan investor yang cocok, Ano pun berharap pengoptimalan bisa segera dilakukan. “Saya harap bisa segera ada investornya. Karena Pasar Balong ini sudah cukup lama tidak dioptimalkan,” tukasnya. (kmg) UBAH GEDUNG WANITA -Gedung yang sekarang tetap menjadi gedung pertemuan -Ditambah penunjang lainnya berupa hotel 4 lantai -Kontrak antara pemkot dan pengelola (investor) selama 30 tahun -Investor akan dikenakan biaya sewa sebelum operasional sebesar Rp425 juta pertahun -Target kontribusi PAD sebesar Rp400 juta setiap tahun dan bisa naik tiap tahunnya *Sumber: Sekda Kota Cirebon

Tags :
Kategori :

Terkait