Nyaris Tak Ada Pencegahan

Rabu 15-10-2014,09:02 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Waspada, 12 Kecamatan Rawan Banjir HUJAN perdana Senin, 13 Oktober 2014 menjadi kegembiraan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Cirebon. Selama delapan bulan dihadapkan dengan musim kemarau, sebentar lagi segera berganti musim penghujan. Namun, masyarakat yang berdomisili di wilayah barat dan timur Cirebon mesti waspada. Pasalnya, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (DPSDAP) Kabupaten Cirebon mencatat terdapat 12 kecamatan yang rawan bencana banjir. 12 kecamatan tersebut yakni, Gegesik, Kapetakan, Kaliwedi, Suranenggala, Gunung Jati, Susukan Lebak, Waled, Gebang, Pasaleman, Losari, Pangenan dan Ciledug. Ada dua penyebab terjadinya banjir karena tingginya curah hujan dan luapan sungai seperti di Bondet, Kumpul Kwista, Cimanis, Ciberes dan Cisanggarung. Sayangnya, pencegahan dan penanganan untuk mengurangi risiko banjir masih minim. Seperti diketahui beberapa sungai di wilayah timur Cirebon dalam kondisi kritis. Seperti diberitakan Radar, Sungai Cimanis di Desa Kaligawe Wetan berpotensi menyebabkan banjir dan longsor. Pasalnya, tebing Sungai Cimanis mengalami erosi parah. Tujuh rumah yang berada di bibir tebing berpotensi terseret longsor. Di Desa Sedong Kidul, Sungai Cijuray juga perlu penanganan serius. Kondisi tebing sungai mengancam lima rumah penduduk. Bahkan, dua kepala keluarga sudah diungsikan karena kediamannya mulai terdampak longsoran tebing. Dikhawatirkan, bila Sungai Cijuray meluap, tebing tidak akan mampu menahan derasnya air. Kondisi nyaris serupa juga ditemui di Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Desa Kalibuntu Kecamatan Pabedilan, Desa Cilengkrang Kecamatan Pasaleman dan Desa Tawangsari Kecamatan Losari. Daerah yang berada di sepanjang aliran Sungai Cisanggarung itu rawan banjir karena tanggul sungai yang kritis. Kerusakan tanggul sungai akibat banjir awal Januari 2014 hingga kini belum tersentuh perbaikan. Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC), ternyata baru menganggarkan untuk perbaikan di tahun 2015 mendatang. Selain daerah yang berada di sepanjang Sungai Cisanggarung, sejumlah kawasan menurut data DPSDAP tercatat rawan longsor seperti di bantaran Sungai Cipager Kelurahan Kemantren Kecamatan Sumber, Sungai Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin dan Sungai Cimanis Desa Kaligawe Wetan Kecamatan Susukan Lebak. Sayangnya, BBWSCC terkesan pasrah dengan kondisi ini, termasuk kemungkinan terjadi banjir tahunan dan longsor. “Kami belum bisa memastikan perbaikan katup tersebut tahun depan. Kami saja belum tahu di mana lokasi katup yang jebol karena baru satu kali melakukan survei,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai BBWSCC, Helmi Lazuardi. Kendati baru satu kali survei, Helmi mengaku, sudah mengajukan usulan perbaikan ke pemerintah pusat. Dirinya juga berharap perbaikan dilakukan awal tahun depan, namun lagi-lagi dirinya meminta masyarakat bersabar menunggu proses administrasi dan penganggaran di pusat. Terkait makin dekatnya musim hujan, BBWSCC tidak bisa berbuat banyak. Dirinya juga ingin perbaikan dilakukan tahun ini. Sayangnya, anggaran sudah tidak mencukupi. Mengenai kemungkinan banjir, Helmi mengungkapkan, dirinya hanya bisa pasrah lantaran tidak ada yang bisa diperbuat. Di tempat terpisah, Kepala Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air DPSDAP, Sugeng SE mengatakan, data wilayah yang rawan banjir bisa saja berubah. Sebab, datangnya bencana kerap tidak bisa diprediksi. Namun, mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, 12 kecamatan sudah terindentifikasi rawan banjir. “Biasanya banjir tersebut karena curah hujan yang tinggi dan kiriman air dari hulu. Di wilayah barat yang rawan banjir lantaran terdapat sungai kumpul kwista berikut anak-anak sungainya yang sewaktu-waktu bisa meluap,” ujar Sugeng, kepada Radar, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/10). Menurut dia, penanganan yang dilakukan selama ini sebatas membuat tembok tanggul dan memasang bronjon. Pengananan belum dapat dilakukan secara maksimal lantaran anggaran yang dibutuhhkan sangat besar. “Kalau menggunakan APBD saja itu tidak cukup. Karena anggarannya terlalu besar. Tapi sebetulnya wewenang untuk menanggulangi luapan air sungai ada di BBWSCC,” ungkapnya. Sebagai gambaran, Sugeng menambahkan, untuk satu daerah aliran sungai (DAS) bila secara menyeluruh dilakukan rehabilitasi, membutuhkan dana miliaran rupiah. Beberapa upaya yang dilakukan DPSDAP tidak bisa berbuat banyak. Bahkan, banyak proyek yang dikerjakan umurnya hanya satu tahun. Kerusakan bukan karena bangunannya asal-asalan, tapi akibat terjangan air. Apalagi untuk wilayah yang berada di muara pantai, tentu umur konstruksinya lebih singkat. “Kita sudah berupaya semaksimal mungkin, kalau tidak diantisipasi Cirebon bisa seperti Jakarta. Apalagi wilayah Cirebon berada di dataran rendah. Musim kemarau merasakan kekurangan air karena banyak terpakai di wilayah hulu. Sebaliknya, saat musim hujan tiba, kita akan mendapatkan kiriman air dan bisa mengakibatkan banjir,” bebernya. Sementara itu, dari sisi penanganan bencana, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Cirebon, Zaenal Abidin mengatakan, dana untuk bencana alam masuk dalam anggaran tak terduga yang sudah dianggarkan oleh pemerintah daerah. Namun, untuk besaran jumlahnya sendiri, pihaknya tidak mengetahui persis.   “Ada pos anggaran untuk dana tak terduga di pemda yang dikelola oleh TAPD. Tapi bantuan itu bukan berupa dana, lebih khususnya seperti membuat pengungsian, dapur umum, suplai makanan dan lain-lain. Kemudian yang namanya bencana juga harus lebih dari dua sampai tiga hari lebih. Kalau Cuma sehari bukan masuk dalam kategori bencana,” ungkapnya. Diungkapkannya, dalam mengantisipasi bencana ini, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan beberapa satlak yang dipimpin langsung oleh sekretaris daerah (sekda). “OPD yang terlibat dalam penanggulanan bencana seperti PDAM untuk pelayanan air bersih, DPSDAP, PMI, dinas kesehatan, dinas pertanian karena menyangkut lahan pertanian, dinas sosial termasuk kesra,” pungkasnya. Zaenal berharap, tidak terjadi banjir tahunan yang berdampak parah pada sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon. (samsul huda) PENYEBAB BANJIR -          Wilayah barat dipicu luapan Sungai Bondet dan Kumpul Kwista -          Wilayah timur dipicu luapan Sungai Cimanis, Ciberes dan Cisanggarung 12 KECAMATAN RAWAN BANJIR -          Gegesik -          Kapetakan -          Kaliwedi -          Suranenggala -          Gunung Jati -          Susukan Lebak -          Waled -          Gebang -          Pasaleman -          Losari -          Pangenan -          Ciledug KAWASAN RAWAN BANJIR DAN LONGSOR -          Sungai Cimanis di Desa Kaligawe Wetan berpotensi menyebabkan banjir dan longsor. Tujuh rumah yang berada di bibir tebing berpotensi terseret longsor. -          Di Desa Sedong Kidul, Sungai Cijuray juga perlu penanganan serius. Kondisi tebing sungai mengancam lima rumah penduduk. Dua kepala keluarga sudah diungsikan karena kediamannya mulai terdampak longsoran tebing. -          Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Desa Kalibuntu Kecamatan Pabedilan, Desa Cilengkrang Kecamatan Pasaleman dan Desa Tawangsari Kecamatan Losari. Daerah yang berada di sepanjang aliran Sungai Cisanggarung itu rawan banjir karena tanggul sungai yang kritis.

Tags :
Kategori :

Terkait