Pendidikan Budaya Cirebon Masih Sangat Minim

Sabtu 18-10-2014,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Dewan Pendidikan (DP) Kota Cirebon menilai pendidikan di sekolah tentang pelajaran budaya dan bahasa Cirebon masih sangat minim. Bahkan, tidak ada muatan lokal yang fokus dengan entitas budaya Cirebon. Hal itu karena minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kemampuan memahami budaya dan bahasa Cirebon secara maksimal. Anggota Dewan Pendidikan Kota Cirebon, M Rafi SE mengatakan, saat ini sekolah-sekolah tidak lagi mengajarkan pendidikan budaya dan bahasa Cirebon. Padahal, sebagai generasi penerus bangsa, mereka wajib mengenal kebudayaan yang dimiliki. “Pendidikan bahasa dan budaya Cirebon sangat minim. Agar perbanyak guru khusus bahasa Cirebon,” ucapnya kepada Radar, kemarin. Rafi menghitung, jumlah guru yang mengajarkan budaya dan bahasa Cirebon hanya beberapa saja. Padahal, kebudayaan harus dikenalkan sejak dini. Hal ini menjadi cikal bakal upaya pelestarian seni dan budaya. “Langkah pertama mengenalkan kepada anak-anak. Meskipun peminatnya sedikit, kualitas yang dihasilkan luar biasa dalam meningkatkan dan mempertahankan budaya Cirebon,” tukasnya. Rafi berharap, ada tenaga profesional dan ahli dalam bidang muatan lokal bahasa dan budaya Cirebon. Tidak hanya itu, untuk mempermudah siswa dalam menangkap materi yang disampaikan guru, ia berharap ada fasilitas Lembar Kerja Siswa (LKS) dan buku cetak terkait budaya dan bahasa Cirebon. Mengajarkan lagu daerah dalam kepingan CD, bisa menjadi media pembelajaran efektif dalam mentransfer kebudayan yang ada. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon Dr H Wahyo MPd mengatakan, budaya dan bahasa Cirebon harus dilestarikan. Namun, selama ini belum ada perguruan tinggi manapun yang mencetak guru jurusan bahasa dan budaya Cirebon. Karena itu, Kota Cirebon kekurangan guru di bidang tersebut. Selama ini, Disdik hanya merekrut guru untuk menjadi pembimbing bahasa Cirebon, hanya mereka yang mampu secara otodidak. Artinya, sejatinya mereka bukan lulusan guru bahasa dan budaya Cirebon. “Kita kekurangan SDM guru bahasa Cirebon. Karena dari perguruan tinggi belum ada jurusan itu,” ucapnya. Meski demikian, lanjut Wahyo dalam bidang pendidikan guru diperbolehkan menggunakan bahasa yang memiliki latar belakang pendidikan bahasa serumpun. Seperti guru bahasa Cirebon, diambil dari guru yang sehari-harinya mengajar bahasa Indonesia. Namun, kualitas dalam menyampaikan materi pembelajaran, akan berbeda. (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait