Petani Beralih Menjadi Pemetik Kedelai

Minggu 19-10-2014,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIWARINGIN– Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon berdampak pada pekerjaan petani. Puluhan petani padi di Desa Gintung Ranjeng Kecamatan Ciwaringin terpaksa beralih pekerjaan menjadi pemetik kacang kedelai. “Semua itu untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun cuaca panas kami rela melakukan hal itu semua,” ujar Saeni (45), kepada Radar, saat memetik kacang kedelai di area pesawahan Gintung Ranjeng, Sabtu (18/10) Biasanya, kata Saeni, dirinya menanam padi untuk mendapat upah yang sama. Tapi karena saat ini musim kemarau dan para petanipun sudah beralih menanam kacang kedelai. “Bekerja untuk memetik kacang kedelai biasanya dilakukan empat hari sampai satu mingguan tergantung luas lahan kacang kedelai yang di miliki para petani,” ucapnya. Sementara salah seorang petani warga setempat, Tardi (47) mengungkapkan, menanam kacang kedelai sudah dilakukannya dari dulu setiap musim kemarau tiba, karena air yang didapat sudah sangat sulit. Sehingga dirinya beralih dengan menanam kacang kedelai karena perawatannya yang tidak begitu rumit dan tidak membutuhkan air. “Harga kacang kedelai tiap tahun selalu naik sehingga para petani disini mengikuti harga kacang kedelai,” tuturnya. Dikatakannya, saat ini harga kacang kedelai sudah mencapai Rp13.500 per kilogramnya, ada kenaikan dibandingkan tahun lalu hanya Rp12 ribu per kilogram saja. Namun dirinya juga saat musim kemarau sekarang ini menyesalkan karena cuaca panas yang terlalu tinggi sehingga tak sedikit tanaman kedelainya harus kerdil dan mati. Dia mengaku, menanam kacang kedelai sebanyak satu hektare dengan total operasional untuk obat semprot serta upah Rp750 ribu, sedangkan penghasilan bisa mencapai tiap panen bisa sampai 500 kg. sehingga kalau di kalikan Rp13.500/kilonya dirinya tetap masih mempuyai untung sekitar Rp6 juta. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait