Pertolongan Sementara

Selasa 13-09-2011,06:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Kemarau tahun ini sepertinya lebih parah dari tahun lalu. Tahun ini banyak daerah yang mengalami krisis air. Selain air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, banyak petani mengeluh akibat lahan pertanian mereka kering terlalu dini. TIDAK tinggal diam, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Majalengka pun tanggap merespons keinginan masyarakat daerah krisis air bersih yang mengajukan permohonan distribusi air. Seperti yang dilakukan kemarin (12/9), ra­tusan warga Blok Su­mur­gintung dan Blok Pa­mujaan, Desa Cibodas, Kecamatan Majalengka berebut pembagian air bersih yang didrop PDAM Kabupaten Majalengka. Pantauan Radar, dua truk tangki pengangkut air bersih yang baru tiba di lokasi langsung disambut dengan antrean ratusan ember, kendi, dan jeriken milik warga yang sudah mengantre sejak pagi. Wajar bila warga tampak sangat antusias untuk mendapatkan jatah air bersih PDAM secara cuma-Cuma, pasalnya sejak sebulan terakhir warga di Blok Sumur Gintung mesti berjalan kurang lebih 500 meter ke lokasi penampungan air yang berada di perbatasan Cibodas dengan Desa Sindangkasih untuk mengangkut air guna keperluan MCK. Belum lagi satu lokasi air yang diperuntukkan bagi sekitar 100 jiwa di blok tersebut, menjadikan pengambilan air dilakukan dengan mengantre hingga berjam-jam mulai tengah malam hingga pagi hari. Odah (49) misalnya, mengaku blok yang ditinggalinya bersama sekitar 40-an KK lain setiap tahunnya sangat rentan ancaman kekeringan. Kondisi daerah yang dikelilingi perbukitan gundul dengan tekstur tanah gambut, menjadikan kawasan ini tidak memiliki titik resapan air. “Tidak ada satu pun warga yang di rumahnya punya sumur karena dari dulu tidak pernah keluar air dari tanah, meski sudah menggali dan mengebor sumur hingga puluhan meter,” keluh Odah. Untuk memenuhi kebutuhan air, warga hanya mengandalkan satu bak penampungan yang letaknya berada di perbatasan desa, dengan cara dialirkan melalui selang ke rumah-rumah warga. Belakangan, dengan kondisi debit air di bak penampungan yang makin menipis, tekanan air tidak sanggup untuk mengalirkan air ke rumah-rumah warga. Praktis, guna memenuhi kebutuhan air, warga mesti rela melakukan pengorbanan waktu dan tenaga, di malam hari sekalipun. Kondisi tidak berbeda juga ditemui di Blok Pamujaan, kawasan berpenduduk sekitar 200 jiwa ini juga memiliki kontur tanah dan topografi wilayah yang sangat rentan ancaman kekeringan. Tak heran bila satu titik mata air yang diperuntukkan bagi sekitar 70 KK di kawasan ini selalu tampak dijejali dengan antrean warga untuk memperoleh air bersih. Sementara itu, Direktur PDAM, Aan Suhanda SSos didampingi Direktur Hubungan Pelanggan (Hublang) Nana Mulyana mengatakan, tangki pengangkut air bersih saat ini memang tengah disiagakan untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat yang bermukim di kawasan rawan krisis air. “Tidak hanya untuk warga Cibodas yang mendapat jatah hari ini. Semua kawasan yang berpotensi krisis air akan kami bagikan air bersih dengan cuma-cuma. Tinggal pejabat setempat (camat/kades) mengirimkan surat permohonan droping air bersih dan memberi bahan bakar mobil tangkinya saja,” ujarnya. (azis muhtarom)

Tags :
Kategori :

Terkait