Harga Anjlok, Petani Merugi

Selasa 21-10-2014,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Hasil Panen Menurun karena Musim Kemarau LOSARI- Para petani bawang di Losari mengeluhkan harga bawang yang sudah satu tahun ini anjlok. Kerugian petani bertambah besar lantaran musim kemarau yang berkepanjangan. “Kami bisa merugi puluhan juta untuk satu hektarenya. Kami berharap pemerintah mengurangi risiko kerugian kami,” ujar salah seorang petani bawang, H Masduki, kepada Radar, Senin (20/10). Diungkapkan Masduki, harga bawang merah saat ini hanya Rp8 ribu/kg. Bahkan, di periode Februari dan Maret harganya hanya Rp2 ribu/kg. Padahal, untuk kembali modal petani setidaknya harus menjual bawang pasca panen Rp15 ribu/kg. “Ini sangat jauh sekali dari harga standar. Rp15 ribu itu baru balik modal untuk pemeliharaan, tidak ada untung buat kami. Kalau Rp8 ribu apalagi Rp2 ribu, sudah kelihatan kerugian kami itu berapa,” paparnya. Panen di musim kemarau, kata dia, juga berpengaruh pada produksi bawang. Biasanya, satu hektare bisa menghasilkan 15 ton bawang merah. Ternyata, sekarang ini hasil panen hanya dua ton. Bahkan ada yang gagal sama sekali, karena terserang hama. “Cuacanya ini terlalu panas. Hamya juga banyak dan petani kesulitan air, jadi panen kami anjlok sekali,” keluhnya. Masduki menambahkan, untuk satu hektare biaya pemeliharaan dan penanaman membutuhkan biaya Rp80 juta. Dengan hasil panen hanya dua ton dan harga jual Rp8 ribu/kg, petani hanya mendapatkan Rp20 juta dari hasil panen. “Saya rugi 60 juta. Biaya pemeliharaan saja sudah Rp80 juta, tapi dari panen dapetnya hanya Rp20 juta,” bebernya. Petani lainnya, Tono mengaku, mengalami kerugian Rp45 juta. Pasalnya, hasil panen bawang dari lahan miliknya hanya 3,5 ton. Tono meminta pemerintah untuk segera turun langsung atasi masalah petani bawang ini. “Saya berharap supaya pemerintah bisa bantu kami para petani bawang. Kalau begini terus setiap tahunnya ya nanti kami bisa gulung tikar,” tandasnya. (den)

Tags :
Kategori :

Terkait