Negosiasi Blair-Kadhafi Diungkap

Senin 19-09-2011,08:13 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

TRIPOLI– Di tengah perburuan pasukan pemerintahan sementara Libya atas Muammar Kadhafi dan orang-orang yang loyal kepada, terungkap sebuah rahasia menyangkut pembebasan Abdelbaset al-Megrahi, tersangka pengebom pesawat Pan Am 103 dalam tragedi Lockerbie, Skotlandia, pada Agustus 2009. Koran The Sunday Telegraph kemarin (18/9) membeber adanya negosiasi rahasia antara Perdana Menteri Inggris (saat itu) Tony Blair dan Kadhafi. Hal itu terungkap dari penelusuran terhadap sejumlah surat dan e-mail yang ditemukan media Inggris tersebut. Menurut The Sunday Telegraph, Blair diketahui dua kali terbang ke Libya dengan jet pribadi Kadhafi. Kedua tokoh itu dilaporkan bertemu pada Juni 2008 dan April 2009 saat Libya mengancam akan memutus semua jaringan bisnisnya di Inggris jika Megrahi tetap ditahan di penjara Negeri Ratu Elizabeth II tersebut. Berdasar isi dokumen itu, terungkap bahwa dalam dua pertemuan tersebut, Blair meminta agar keberangkatannya ke Libya melalui Sierra Leone dengan menggunakan jet yang disediakan Kadhafi. Selama ini pertemuan rahasia itu sama sekali tak pernah diungkapkan Blair, termasuk dalam berbagai situs resmi. Hal itu membuat para keluarga korban tragedi Lockerbie menuntut agar Blair segera membeber semua kesepakatan yang dibuatnya dengan rezim Kadhafi saat itu. Menurut The Sunday Telegraph, Blair bahkan mengajak seorang miliarder Amerika Serikat (AS) dalam salah satu pertemuannya dengan mantan diktator Libya itu. Sejumlah sumber menyebut bahwa investor tersebut diminta Kadhafi untuk membantu membangun proyek resor di pantai Libya. Dalam korespondensi yang dilakukan oleh dua tokoh itu, kantor Blair menyebut Kadhafi dengan panggilan ’’Sang Pemimpin’’. Pam Dix, kakak salah seorang korban tewas tragedi pengeboman Pan Am Flight 103 pada 21 Desember 1988, menyatakan kekecewaannya atas temuan tersebut. “Kabar bahwa Kadhafi membiayai kunjungan Blair sangat melukai hati kami,” ujarnya. “Pertemuan itu sangat mengganggu dan apapun yang dibicarakan harus dipublikasikan. Saya kaget mengetahui bahwa Tony Blair melakukan pertemuan (rahasia) seperti itu di luar dinas,” tambahnya. Oliver Miles, mantan duta besar (Dubes) Inggris untuk Libya, membantah kabar itu. “Blair selalu menggunakan jalur kedinasan Downing Street untuk berbagai urusan yang berkaitan dengan kepentingan negara,” kilahnya. Laporan The Sunday Telegraph menyebutkan bahwa  pertemuan kedua tokoh tersebut terjadi di tengah intensnya negosiasi antara pemerintah Inggris dan rezim Kadhafi terkait pembebasan Megrahi. Pria 59 tahun itu dituding telah mengakibatkan tewasnya 270 orang dalam serangan teroris terbesar dalam sejarah Inggris tersebut. Megrahi, yang menderita kanker, akhirnya dibebaskan pada Agustus 2009 atas alasan kemanusiaan. Tim dokter memprediksi umurnya hanya tinggal tiga bulan. Selama ini Blair juga selalu membantah terlibat dalam proses pembebasan Megrahi. Pria yang menjabat PM pada Mei 1997 hingga Juni 2007 tersebut berdalih, keputusan itu adalah kewenangan pemerintah Skotlandia semata. Blair juga menolak untuk memublikasikan detil isi pertemuannya di Libya sejak tidak lagi menjabat perdana menteri. Terbongkarnya e-mail dan surat-menyurat antara kantor PM Inggris, dubes Inggris di Tripoli, dan dubes Libya di London tersebut memunculkan polemik soal kemungkinan konflik kepentingan terkait peran Blair dalam proses perdamaian Timur Tengah, serta sebagai filantropis, dan konsultan bisnis. Dokumen tersebut dengan sendirinya menjawab polemik atas pernyataan putra kedua Kadhafi, Saif al-Islam, bahwa Blair pernah berperan sebagai penasihat pemerintah Libya dan Libyan Investment Authority (BUMN yang menjadi induk dari berbagai perusahaan milik pemerintah Libya) yang mengontrol dana sebesar GBP 41 miliar (sekitar Rp574 triliun). Sementara itu, pasukan pemerintahan sementara Libya (Dewan Transisi Naisonal atau NTC) kemarin menyatakan bahwa mereka berhasil mencapai kemajuan dalam serangan atas Sirte, kota kelahiran Kadhafi yang kini menjadi basis pertahanan pendukung mantan penguasa tersebut. Meski begitu, pertempuran sengit kini masih berlangsung dengan para loyalis Kadhafi. Laporan lain menyebutkan bahwa pertempuran sengit di antara kedua kubu juga terjadi di Bani Walid, kota lain yang menjadi basis Kadhafi. Kadhafi telah bersembunyi sejak oposisi merebut ibu kota Tripoli pada Agustus lalu. Saat ini pasukan yang pro-Kadhafi dilaporkan masih menguasai Sirte, Bani Walid, dan beberapa kota kecil lain saat pasukan NTC berupaya  menegaskan kontrol mereka terhadap wilayah Libya.  (thesundaytelegraph/AFP/BBC/ca k/dwi)

Tags :
Kategori :

Terkait