Taman Budaya Rp42,5 Miliar

Jumat 24-10-2014,08:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kota Cirebon punya mimpi membangun taman budaya di kawasan Kebumen, tak jauh dari gedung BAT. Konsep taman budaya sudah dibuat, bahkan anggarannya pun sedang diajukan ke pemerintah pusat.  =========================== KAWASAN Kebumen yang dikelilingi banyak bangunan tua bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Hal ini diakui Kepala Disporbudpar Kota Cirebon, Drs Dana Kartiman MPd. Dia mengatakan, kawasan Kebumen memang cocok bila diaktifkan untuk menjadi tempat pariwisata. Dan konsep taman budaya yang diusung disporbudpar, kata Dana, adalah salah satu cara untuk mengembangkan geliat wisata di kawasan itu. \"Kawasan itu (Kebumen, red) sangat strategis dengan lokasi-lokasi cagar budaya. Dekat dengan Bank Indonesia, Kantor Pos dan juga British American Tobbaco (BAT) yang notabene merupakan bangunan-bangunan cagar budaya. Dan saya yakin, bila diaktifkan menjadi taman budaya, Kebumen akan menjadi daya tarik bagi masyarakat,\" jelasnya kepada Radar, kemarin. Diakui Dana, Pemkot Cirebon telah mengajukan proposal kepada pemerintah pusat untuk merealisasikan taman budaya itu. Sedikitnya dibutuhkan anggaran sebesar Rp42,5 miliar agar kawasan Kebumen bisa berubah menjadi taman budaya. \"Untuk awal kami sudah coba lakukan pengecatan Gedung Bundar. Karena selama ini gedung itu menjadi korban vandalisme. Memang masih alakadarnya, tapi kita sudah mulai coba perbaiki,\" lanjutnya. Bagaimana konsep taman budaya nantinya? Dana menjelaskan, masyarakat nantinya bisa menikmati berbagai fasilitas di taman budaya tersebut. Seperti gedung pameran, teater terbuka, teater taman, sanggar seni, perpustakaan dan pusat dokumentasi, administrasi sekretariat dan fasilitas pendukung. Untuk teater, jelas Dana, konsep yang akan diusung konsep terbuka, dengan memanfaatkan fasilitas Lapangan Kebumen. Sementara untuk gedung pameran sendiri, rencananya akan menggunakan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Kota Cirebon. \"Kalau memang Kantor KPU itu bisa pindah, nanti kantor KPU kami jadikan sejenis museum atau gedung pameran, yang di dalamnya berisi tentang Kota Cirebon,\" lanjutnya. Untuk soal pedagang, Dana mengaku pihaknya sudah mengordinasikan persoalan ini dengan Satpol PP. Dan secara berharap pedagang mulai diberikan pengertian dan sosialisasi. \"Karena nantinya tidak menutup kemungkinan akan kita tata para pedagang itu. Apalagi sekarang mulai muncul sentra kuliner di kawasan BAT,\" lanjutnya. Sementara itu anggota DPRD Kota Cirebon HP Yuliarso BAE berharap pembangunan taman budaya di Kebumen tidak mubazir. Mengingat, anggaran yang dibutuhkan sangatlah besar. \"Itu anggarannya besar, jangan sampai nantinya sudah dilaksanakan, tapi malah tempat itu tidak terpakai atau mangkrak,\" tuturnya. Pria yang akrab disapa Yuli ini mencontohkan banyak kasus aset-aset budaya dan pariwisata yang selama ini dicoba dibangun tapi justru berakhir mangkrak. Contohnya saja gedung kesenian Rarasantang yang sempat mengalami perbaikan, namun pada akhirnya tidak bisa digunakan. Selain itu, aset pariwisata lainnya seperti Gua Sunyaragi yang cukup menarik perhatian justru tidak diperhatikan. \"Banyak aset-aset budaya yang mangkrak, jangan sampai nanti mubazir. Konsepnya juga harus jelas,\" lanjutnya. Karena, kata dia, meski di kawasan Kebumen merupakan kawasan kota lama, namun di kawasan tersebut juga terdapat beberapa sekolah. Maka dari itu, konsep yang diusung disporbudpar harus matang. \"Aset budaya yang tidak jelas itu masih banyak. Ini sekarang ingin coba garap taman budaya di Kebumen. Setidaknya jangan sampai seperti yang dulu-dulu. Ini anggarannya besar, maka dari itu harus jelas,\" tukasnya. (ida ayu komang triyani)

Tags :
Kategori :

Terkait