Haqqani Bantah Bunuh Rabbani

Selasa 04-10-2011,07:02 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

LONDON- Tuduhan Washington dan Kabul bahwa kelompok Haqqani berada di balik pembunuhan mantan Presiden yang juga negosiator perdamaian Afghanistan dan Taliban Burhanuddin Rabbani akhirnya resmi dibantah. Melalui pernyataan resmi yang dirilis kemarin (3/10), pemimpin tertinggi Haqqani Siraj Haqqani menegaskan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab atas tewasnya Rabbani. Dia juga menolak jaringannya dikaitkan dengan badan intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI). Selama ini pemerintah Afghanistan menuding kelompok militan yang mempunyai hubungan erat dengan Taliban itu berada di balik bom bunuh diri yang menewaskan Rabbani. Haqqani pun memberikan klarifikasi berupa rekaman suara yang dikirimkan sebagai jawaban atas pertanyaan tertulis dari BBC. Sebelumnya, pertanyaan itu dikirimkan melalui perantara. Siraj Haqqani adalah putra dari pendiri kelompok militan tersebut, Jalaluddin Haqqani. Saat ini, Siraj punya peran kunci dalam setiap operasi jaringan militan itu. Dengan gaya dan caranya yang cerdas, Siraj Haqqani memanfaatkan wawancara dengan BBC untuk membantah tuduhan bahwa pihaknya telah menerima pesanan dari ISI untuk membunuh Rabbani. Menurut Siraj, pihaknya selama ini memang melakukan kontak dengan lembaga intelijen dari banyak negara, termasuk Pakistan. “Namun, kami tak pernah mengambil keuntungan dari pihak manapun,” tegas dia. Rabbani tewas terbunuh di rumahnya di Kota Kabul pada 20 September lalu ketika menemui seseorang yang mengaku sebagai anggota delegasi yang membawa pesan damai penting dari Taliban. Pria tersebut, yang belakangan diketahui sebagai pelaku bom bunuh diri, meledakkan bom yang sengaja disembunyikan di dalam sorbannya. “Kami sama sekali tidak membunuh Rabbani. Dan, (bantahan kami) itu sudah berkali-kali dinyatakan oleh juru bicara Emirat Islam (Islamic Emirate),” kata Siraj Haqqani dalam jawabannya atas wawancara yang diajukan BBC itu. Emirat Islam adalah nama yang diberikan oleh kelompok Taliban untuk Afghanistan saat mereka mengambil alih kekuasaan pada 1996. Sejauh ini Taliban menyatakan tidak mau berkomentar perihal pembunuhan Rabbani. Para penyidik Afghanistan menyatakan bahwa pembunuh Rabbani adalah seorang warga negara Pakistan. Pembunuhan direncanakan di Kota Quetta, Pakistan. Pemerintah Afghanistan juga menuduh badan intelijen Pakistan terlibat dalam pembunuhan tersebut. Tuduhan itu telah memicu sentiment anti-Pakistan di berbagai kota di Afghanistan. Dalam beberapa terakhir, marak demonstrasi yang mengecam keterlibatan (intelijen) Pakistan tersebut. Meski begitu, Islamabad dengan tegas telah membantah tuduhan itu. Pemerintah Afghanistan dan Amerika Serikat juga menuduh ISI mempunyai keterkaitan dengan jaringan Haqqani. Menurut Siraj, Emirat Islam (Taliban) berada di balik serangan bersenjata terhadap Kedutaan Besar AS, markas NATO, dan sejumlah target lainnya di Kota Kabul. Dia menambahkan bahwa serangan itu diperintahkan “dewan militer” dan bukanlah hasil kerja individu-individu. Terkait soal hubungan kelompoknya dengan ISI, Siraj memaparkan bahwa selama pendudukan Soviet pada 1980- an, para mujahidin melakukan kontak dengan banyak badan intelijen negara, termasuk Pakistan. Namun, setelah invasi AS, tidak pernah ada lagi kontak dengan lembaga intelijen dari negara lain yang sebelumnya membantu setiap operasi Haqqani. Dia mengungkapkan bahwa Haqqani pernah menjalin hubungan dengan berbagai badan intelijen negara Islam dan non-Islam. Termasuk, AS. “Mereka minta kami untuk meninggalkan jalan jihad suci dan ambil bagian dalam pemerintah baru (Afghanistan),” tuturnya. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa hal itu bukanlah tanggung jawab jaringannya. “Kami tahu bahwa tujuan mereka bukanlah perdamaian. Mereka ingin menciptakan ketegangan di antara kelompok mujahidin di Afghanistan,” terangnya. Siraj juga membeberkan bahwa tuduhan Washington dan Kabul soal adanya hubungan antara ISI dan Haqqani adalah upaya mereka untuk menyembunyikan kegagalan dalam menangkal serangan tersebut dan meciptakan kebingungan di tengan masyarakat. Seorang pejabat senior intelijen Afghanistan menolak bantahan Haqqani bahwa mereka tidak terkait dengan ISI. Menurut pejabat yang tak mau disebutkan identitasnya itu, jaringan militan tersebut adalah bentukan ISI. “ISI memberikan pelatihan intelijen dan pelajaran taktis kepada jaringan itu. Kelompok seperti Laskhar-e-Taiba juga menyumbangkan pejuangnya dan membagi informasi mengenai pengalaman bertempur,” ujar sumber intelijen Afghanistan tersebut kepada BBC. “Kami tahu dan sangat yakin bahwa Lashkar-e-Taiba muncul dan berjuang bersama jaringan Haqqani. Haqqani berjuang bersama Lashkar-e-Taiba di Kashmir. Mereka berhubungan sejak lama,” tambahnya. (BBC/cak/dwi)

Tags :
Kategori :

Terkait