CIREBON- Ledakan yang terjadi di PLTU Kanci beberapa waktu lalu tampaknya membuat PT CEP PLTU Kanci bertindak cepat. Salah satu langkah yang dilakukan PT CEP dengan menggandeng Unswagati untuk meneliti pengaruh ledakan pipa steam bowler di PLTU Kanci yang terjadi 24 September 2014. Kemarin (18/11) bertempat di Gedung Pasca Sarjana Unswagati Cirebon, Unswagati membeberkan hasil penelitian di depan para kuwu, camat, dan kapolsek. Tampak hadir Rektor Unswagati Prof DR Rochanda Wiradinata, Ketua Tim Peneliti DR Ir H Saehul Anwar MEng MM, dan perwakilan PT CEP. Saehul Anwar membeberkan hasil penelitian yang dilakukan Unswagati. Dalam pemaparannya dikatakan kerusakan yang terjadi pada bangunan perumahan penduduk adalah kerusakan lama. Ini dilihat secara visual dari bentuk dan warna retakan pada dinding. Penyebab utama dari retakan ini ditimbulkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam adalah kondisi material tanah di daerah itu yang merupakan material tanah yang diakibatkan kondisi tanah yang jenuh alias terlalu banyak mengandung air. Kerusakan rumah di desa Waruduwur, kata Saehul, lokasinya terdekat dengan PLTU berjarak sekitar 400 meter. Sebanyak 43 rumah mengalami retak dinding struktural yaitu retak kecil, retak sedang, dan retak berat. Dilihat secara visual ini adalah retakan lama faktor penyebab bisa akibat dari pemasangan tiang pancang proyek pembangunan awal PLTU, ditambah dengan kondisi material tanah di daerah itu adalah jenis tanah lempung dan rawa. “Kemungkinan akibat getaran dari ledakan, juga bisa terjadi karena desa ini terletak di zona terkena dampak getaran akibat ledakan. Ledakan atau pondasi tiang pancang. Kerusakan ini terjadi karena struktur dan material rumah yang tidak siap menahan beban aksial akibat getaran,” bebernya. Begitu juga dengan Desa Citemu dan Desa Bandengan, kerusakan rumah yang terjadi juga sama yang terjadi di Desa Waruduwur. Apalagi kerusakan akibat ledakan di dalam area PLTU sendiri tidak ditemukan, baik itu kerusakan dinding maupun kaca yang pecah. Kerusakan yang ada hanyalah bekas pipa yang meledak. Kerusakan rumah juga akibat struktur bangunan yang salah, karena banyak rumah yang tidak mengacu standar nasional mendirikan rumah, sehingga rumah-rumah tersebut tidak siap ketika menahan beban dari getaran. Pihaknya merekomendasikan beberapa cara untuk melakukan perbaikan rumah yang rusak. Di antaranya dengan panduan praktis perbaikan kerusakan rumah pasca gempa bumi yang diterbitkan oleh pusat penelitian dan pengembangan permukiman kementerian pekerjaan umum, atau bantuan perbaikan dari program pengembangan kemasyarakatan PLTU Cirebon. Pemda setempat juga harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang akibat dari dampak lingkungan bagi perumahan yang wilayahnya dekat dengan PLTU serta pemda melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pedoman pembangunan perumahan yang memenuhi standar nasional. (abd/adv)
PT CEP Gandeng Unswagati Lakukan Penelitian
Rabu 19-11-2014,09:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :