Dahlan Kurangi Porsi Rapat

Kamis 20-10-2011,07:44 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Menteri Hasil Reshuffle Dilantik JAKARTA - Menteri-menteri baru anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid dua, hasil reshuffle, langsung tancap gas usai dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kemarin (19/10). Sejumlah langkah baru dan terobosan bakal diterapkan untuk memulai tugas di sisa tiga tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Boediono. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, misalnya. Dia menyatakan akan memberikan keleluasaan yang lebih besar pada perusahaan-perusahaan BUMN untuk melakukan aksi-aksi korporasi. “Itu mendasar sekali bagi perusahaan-perusahaan BUMN,” ucapnya usai pelantikan di Istana Negara, kemarin. Menurutnya, kementerian yang dipimpinnya akan mendorong perusahaan BUMN agar lebih berani melakukan aksi-aksi korporasi tersebut. Dahlan mengaku, pengalamannya menjadi CEO di salah satu perusahaan BUMN, yakni PLN, membuatnya bisa belajar banyak. Begitu juga pengalamannya saat masih mengelola perusahaan swasta. “Artinya, lebih banyak bekerja, lebih banyak bertanggung jawab,” tegas Dahlan. Dia menyebut, aktivitas membuat laporan, berkirim surat, bahkan rapat-rapat harus dikurangi porsinya. Tidak tanggung-tanggung, mantan CEO Jawa Pos itu meminta untuk diturunkan hingga 50 persen. “Supaya BUMN-BUMN lebih sibuk bekerja daripada mengurus surat, laporan, rapat-rapat. Nanti, rapat pun akan kita tentukan agar ter-manaje dengan baik,” tutur Dahlan. Upaya yang hendak dilakukan Dahlan, itu tampaknya sejalan dengan perhatian yang diberikan SBY terhadap kinerja BUMN. Dalam policy speech (pidato kebijakan) yang disampaikan usai melantik menteri baru, salah satu dari delapan isu besar yang harus ditangani dengan baik adalah menyangkut kinerja BUMN. “BUMN kita banyak, 141 perusahaan. Asetnya besar, tapi keuntungan yang diberikan kepada negara masih jauh di bawah harapan,” kata SBY. Dia menyebut, biaya operasional yang dikeluarkan oleh BUMN mencapai Rp1,075 triliun, sementara belanja modalnya Rp210 triliun. “Dengan angka ini, hampir pasti ada yang salah dan ada keborosan penggunaan keuangan BUMN yang mayoritas dimiliki negara,” katanya. SBY meminta dilakukan reformasi dan transformasi birokrasi di jajaran BUMN dalam waktu tiga tahun ke depan. Selain Dahlan, Menkum HAM Amir Syamsuddin, yang juga baru dilantik menyiapkan beberapa target pekerjaan yang akan dikebut bersama Wamenkum HAM Denny Indrayana. Salah satunya, berkaitan dengan remisi yang tidak akan diberikan secara mudah. Sorotan publik terhadap pemberian remisi kepada pelaku tindak kejahatan extraordinary seperti koruptor dan teroris akan diperketat agar rakyat tidak melukai rasa keadilan masyarakat. Selain isu remisi, kata Amir, timnya juga akan melakukan pembinaan terhadap napi teroris. Dia ingin agar mereka bisa menjadi ujung tombak dalam penumpasan teroris di Indonesia. “Nanti, kami akan melibatkan banyak pihak untuk pembinaan. Pengalaman kejadian bisa menjadi acuan,” tutur mantan sekjen Partai Demokrat itu. Letjen TNI Marciano Norman, yang dilantik menjadi kepala Badan Intelijen Negara (BIN), juga sudah bersiap-siap dengan tugas barunya itu. Dia mengaku, akan bersinergi dengan pihak terkait, seperti kepolisian, TNI, dan BNPT. “Tentunya kita meng­harap ke depan mendapatkan situasi yang betul-betul aman di negara kita sendiri,” katanya. Marciano menegaskan, Undang-Undang Intelijen yang baru saja diketok DPR, akan menjadi pedoman kerjanya. “Saya tidak akan memberikan toleransi apa pun untuk bekerja di luar kewenangan yang diberikan undang-undang itu,” tegas mantan komandan Paspampres itu. Kemarin, Dahlan, Amir, Marciano, dan sejumlah menteri hasil reshuffle, memang resmi menjadi anggota KIB jilid dua. Tujuh menteri baru plus lima menteri lama yang berganti posisi, dilantik Presiden SBY di Istana Negara. Seremonial pelantikan dibagi dalam dua sesi. Yakni, untuk mengambil sumpah para menteri tersebut dan dilanjutkan dengan pelantikan 13 wakil menteri yang juga ditunjuk bersamaan dengan proses reshuffle kali ini. Tak lebih dari satu jam, acara yang dihadiri Wapres Boediono, anggota KIB jilid dua, sejumlah pejabat tinggi negara, itu berlangsung. Sejumlah pemandangan menarik tersaji dalam pelantikan tersebut. Misalnya, Dahlan Iskan yang mengenakan pakaian sipil lengkap (PSL), tetap tidak melepaskan sepatu kets-nya. “Kan pelantikan hari ini (kemarin, red), tapi kan sepatunya tetap kets,” katanya. Hanya saja, kali ini sepatu kets-nya berwarna hitam polos, sehingga sekilas tampak seperti sepatu pantofel, sepeti yang dipakai kebanyakan. Dia mengatakan, style-nya semacam itu tidak berubah meski saat ini berposisi sebagai menteri. “Nggak berubah. Sudah terlalu lama seperti itu,” katanya. Gaya Dahlan yang santai dan apa adanya, memang masih nampak. Saat keluar dari Istana Negara, dia melepas jasnya. Bagian lengan kemeja putihnya digulung. Sembari berjalan menuju area parkir Sekretariat Negara, pria kelahiran Magetan itu melayani pertanyaan wartawan. Di sana, sudah terparkir mobil Mercedes-Benz S500 warna hitam No Pol L 1 JP, miliknya. Nah, saat itu, ada juga Wakil Menteri BUMN, Mahmuddin Yasin, bersama istrinya. Padahal, di dalam mobil sudah ada sopir pribadi Dahlan. Akhirnya, dia mengambil alih kemudi. “Saya yang bawa sendiri,” katanya sera­ya menyuruh sopirnya keluar. Jadilah Dahlan menyetir sendiri mobilnya menuju kan­tor Kementerian BUMN di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta. Mahmuddin duduk di sebelahnya, sementara istri Dahlan, Nafsiah, bersama istri Mah­muddin, duduk di belakang. Fasilitas sebagai menteri, kemungkinan juga tidak akan digunakan oleh Dahlan. Hal yang sama dilakukannya saat masih menjabat sebagai Dirut PLN. “Saya bertekad seperti itu,” katanya. Tidak hanya Dahlan, peman­dangan mencolok juga tampak pada Wakil Menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo, yang tergolong nyentrik. Meski memakai peci di kepalanya, namun terlihat jelas bahwa pria tersebut berambut panjang. “Kalau soal rambut, kalau ingat ya dipotong. Bisa dua bulan sekali,” katanya lantas terkekeh. Gayanya terkesan cuek. Bah­kan dilantik menjadi seorang wakil menteri tak membuatnya canggung untuk mengabadikan gambarnya. Dia meminta dipo­tretkan dengan sejumlah menteri lainnya. “Mau saya masukin milis,” ucapnya. (fal/dim)

Tags :
Kategori :

Terkait