SBY Copot Fadel, Bukan Golkar

Kamis 20-10-2011,07:56 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Fadel Klarifikasi Pencopotan ke Ical JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya Fadel Muhammad akhirnya menemukan jawaban mengapa dirinya dicopot dari jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan. Setelah bertemu langsung dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, Fadel menyebut pencopotan dirinya murni berdasarkan insiatif Presiden di saat terakhir, tanpa memberikan alasan pasti pencopotan tersebut kepada partai. Hal tersebut disampaikan oleh Fadel setelah bertemu Ical -sapaan akrab Aburizal- di kantor DPP Partai Golkar, kemarin malam (19/10). Menurut Fadel, SBY beberapa kali bertemu dengan Ical untuk mempertimbangkan mengganti dirinya atau koleganya sesama Waketum, Menko Kesra Agung Laksono. Nama Agung sempat disinggung SBY empat sampai beberapa kali, hingga kemudian pada saat akhir SBY kemudian menyebutkan Fadel untuk diganti.  “(Ical) akhirnya sebut nama, kalau mau ambil, ada Theo (Waketum Golkar Theo Sambuaga, red) dan Cicip (Waketum Golkar Sharif  Cicip Sutardjo, red),” jelas Fadel. Namun, kata Fadel, hingga saat-saat akhir jelang pengumuman reshuffle, Presiden ternyata belum menentukan siapa sosok menteri Golkar yang akan diganti. Dalam hal ini, tidak ada jawaban pasti dari presiden atas siapa yang direshuffle. “Dipermainkan begitu. Akhirnya dibilang, ya udahlah, kamu putuskan mana yang mau kamu ambil,” kata Fadel menirukan Ical. Dengan fakta itu, kata Fadel, dirinya memang digantikan berdasarkan keputusan akhir Presiden SBY sendiri. Partai Golkar dalam hal ini tidak mendapatkan informasi secara definitif nama menteri yang akan diganti oleh SBY. “Bukan (usulan Golkar). Pak SBY nggak puas dengan kinerja saya, kan di sana masih ada orang-orang hebat,” jelas Fadel. Selama menjadi menteri, Fadel yang menolak keras praktik impor garam sempat bersitegang dengan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu yang juga dicopot SBY. “Mungkin inilah nasibnya kalau orang anti neolib,” ujar Fadel, lantas tertawa kecil. Menurut Fadel, dirinya masih belum menemukan jawaban mengapa Presiden tidak puas dengan kinerja dirinya. Seharusnya, Presiden menyampaikan hal itu terlebih dahulu kepada dirinya. Namun, secara tertutup, SBY terkesan tidak pernah menyampaikan sikap tidak puasnya itu. “Kan saya bekerja dua tahun. Kalau mau diberhentikan bilang dong. Saya jam 3.30 (15.30, red) ditelpon bahwa saya masih jadi menteri sama pak Sudi,” ujarnya. Lagipula, selama dua tahun bekerja, SBY juga tidak pernah menyampaikan catatan jelek atas kinerja dirinya. “Nggak pernah,” ujarnya menegaskan. Fadel mengaku, masih menyimpan rasa kecewa atas pencopotan dirinya. Dalam hal ini, cara Presiden SBY mengganti dirinya masih membuat dirinya merasa terzalimi. “Baru sehari, jangan dulu dong. Kecewa kan lagunya tujuh hari, tapi jangan sampai 40 hari. Saya kecewa tapi saya tidak sedih,” jelasnya. Fadel juga membantah jika pencopotan dirinya itu sebagai buntut adanya perpecahan di internal Golkar. Ini terkait adanya isu bahwa dirinya bersaing memperebutkan posisi tawar di depan Presiden. Menjawab hal itu, Fadel menilai anggapan bahwa Golkar pecah adalah upaya untuk mengganggu kerja partai yang bertekad menang di pemilu 2014 nanti. “(Pecah) internal sama siapa? Yang penting itu pak Aburizal Bakrie,” tandasnya. Dalam kesempatan lain, Fadel mengaku malu dengan pencopotan dirinya, karena telah meninggalkan jabatan sebagai Gubernur Gorontalo. Ketika itu, dirinya baru menjabat di periode kedua selama 2,5 tahun. Namun, dirinya yang dipilih oleh 83 persen pemilih itu ditarik untuk masuk di kabinet SBY-Boediono pada 2009 lalu. Ical saat diklarifikasi menyatakan tidak mempermasalahkan proses pergantian Fadel yang dilakukan pada saat-saat akhir. Menurut dia, proses pergantian ini tidak ada bedanya, karena tetap kader dari Golkar yang masuk menggantikan. “Beliau (Fadel) kan sudah bilang mau di luar atau di dalam saja,” ujar Ical. Menurut Ical, SBY sebagai presiden memiliki hak untuk mengganti. Setiap parpol koalisi yang kadernya diganti tentu tidak berhak mempermasalahkan keputusan itu. “Kapanpun beliau mengganti harus menghormati,” ujarnya. Ical juga membenarkan telah bertemu dengan Fadel, untuk membicarakan proses pencopotan. Setelah ini, kata Ical, Fadel akan fokus bekerja untuk Golkar melakukan pemenangan pemilu di Indonesia timur. Namun, Ical tidak menjawab apa alasan SBY untuk meminta nama pengganti menteri kepada dirinya. “Kalian ini nggak perlu tahu,” tandasnya. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menyatakan menghormati hak presiden untuk mengganti menteri dari Golkar. Meski sebenarnya, Akbar mengaku agak kaget dengan keputusan Presiden untuk mengganti Fadel dari jabatannya. “Sejauh ini Fadel bekerja dengan baik, sungguh-sungguh. Tanpa mengurangi hak (prerogatif) dia, wajar saja kalau timbul pertanyaan seperti itu,” ujar Fadel. Menurut Akbar, ada baiknya jika SBY memberikan penjelasan atas pencopotan itu. Ini bisa dilakukan terutama kepada menteri-menteri yang kinerjanya dianggap bagus. “Kalau ada waktu, saya imbau ada baiknya pak SBY memberi penjelasan,” kata Akbar. Akbar menyatakan, sepengetahuan dirinya, munculnya nama Cicip justru bukan untuk mengganti, melainkan menambah menteri. Dengan masuknya Cicip, tentu ada harapan dari pemerintah untuk mempunyai tokoh yang punya kualitas. “Dari yang saya ketahui begitu, cuma memang tidak kita duga Cicip masuk, Fadelnya keluar,” kata Akbar. Sementara itu, Agung Laksono menegaskan bahwa partai berlambang pohon beringin itu masih solid, meski ada pergantian personel di kabinet. Menurutnya, dinamika di internal partai semacam itu. “Golkar tetap solid. Saling menjaga keutuhan partai,” kata Agung. (bay/fal)

Tags :
Kategori :

Terkait