KUNINGAN - Sisa lahan kritis Kabupaten Kuningan 1,381,51 hektare, akan dihabiskan selama lima tahun ke depan. Target tersebut ditegaskan Bupati Hj Utje Ch Suganda, di sela pencanangan program Zero Lahan Kritis tahun 2018, pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kuningan di SMPN 3 Darma, Kamis (27/11). Komitmen tersebut secara resmi juga dinyatakan dalam penandatanganan deklarasi kesepakatan pemkab dengan pihak swasta dan elemen masyarakat. Mulai beberapa kepala dinas, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Perhutani, LSM hingga perwakilan perusahaan swasta ikut menyaksikan deklarasi kesepakatan itu. Pencanangan diwujudkan dalam rangka Hari Menanam Nasional. Deklarasi juga ditandai penyerahan bibit pohon untuk 20 sekolah mulai tingkat SD hingga SMA dalam rangka Gerakan Penghijauan Lingkungan dan Sekolah. Jumlah pohon yang dibagikan sebanyak 3.000 batang. Terdiri dari bibit pohon glodogan sebanyak 1.000 batang, pilicium dan kenari masing-masing 500 batang, durian sebanyak 400 batang serta rambutan, mangga dan petai masing-masing 200 batang. \"Momentum ini sangat tepat. Di mana peringatan Hari Menanam Nasional diwujudkan dengan komitmen Kabupaten Kuningan mewujudkan zero lahan kritis tahun 2018. Langkah selaras dengan komitmen Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi,” tandas bupati dalam pidatonya. Bupati mengungkapkan, upaya penanggulangan lahan kritis di Kuningan sebenarnya telah berjalan sejak era program Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis menuju Kuningan ASRI tahun 2003 lalu. Kemudian secara berkesinambungan dikembangkan melalui program baru seperti kegiatan Kebun Bibit Permanen (KBP), Pengembangan Hutan Rakyat dan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Yang terbaru pencanangan Gerakan Penanaman Satu Miliar Pohon oleh pemerintah berdampak signifikan terhadap penurunan lahan kritis dan tidak produktif. “Karena itulah, jumlah lahan kritis di Kuningan tahun 2014 ini tersisa 1,381,51 hektare,” sebutnya. Ditambah lagi dengan kegiatan konservasi yang banyak dilaksanakan dalam program Pemkab Kuningan pada masa kepemimpinan Bupati Aang Hamid Suganda. Di antaranya program Pepeling (pengantin peduli lingkungan), Seruling (Siswa Baru Peduli Lingkungan) dan APEL (Aparat Peduli Lingkungan). Berbagai kegiatan tersebut telah banyak berperan dalam mengentaskan lahan kritis di Kabupaten Kuningan. “Dengan komitmen zero lahan kritis tahun 2018, semakin membuat kami optimistis mengusung gelar Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi,\" tegasnya. Kepala Dishutbun Kuningan DR Ukas Suharfaputra MP mengakui, luas lahan kritis di Kabupaten Kuningan tersisa 1.381,51 hektare. Angka tersebut, telah mengalami penurunan cukup signifikan dibanding tahun 2013 lalu mencapai 2.319,04 hektare. \"Sebab itu, kami berkeyakinan target zero lahan kritis di Kabupaten Kuningan tahun 2018 bisa tercapai. Apalagi didukung seluruh elemen baik pemerintah, swasta dan masyarakat untuk bersama-sama menggalakkan penanaman pohon di lahan kritis secara serentak,\" ungkap Ukas. Adapun upaya menuntaskan lahan kritis tahun 2018, lanjut Ukas, melalui upaya penghijauan rutin setiap tahun dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Adapun rincian perencanaan penuntasannya adalah pada tahun 2014 ini bisa menuntaskan 213,63 hektare, tahun 2015 hingga 2017 masing-masing 300 hektare dan pada tahun 2018 menuntaskan lahan kritis terisisa seluas 267,88 hektare. Meski begitu, dijelaskan Ukas, zero lahan kritis bukan berarti sebagai larangan bagi masyarakat untuk memanfaatkan hasil hutan. Melainkan ada upaya pemanfaatkan secara bijak. Yaitu setiap kali terjadi penebangan pohon harus disertai dengan kegiatan penanaman kembali di lokasi tersebut. \"Dengan begitu, masyarakat masih bisa melakukan pemanfaatan hasil hutan. Tidak sampai berdampak pada penggundulan hutan karena dibarengi dengan kegiatan penanaman. Mudah-mudahan metode ini bisa mewujudkan Kuningan zero lahan kritis tahun 2018 mendatang,\" harap Ukas. (tat)
Pemkab Targetkan Zero Lahan Kritis 2018
Jumat 28-11-2014,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :