Kurikulum 2013 Riwayatmu Kini

Selasa 09-12-2014,07:45 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Oleh : AlifSPd*)   HASIL evaluasi Mendikbud dengan tim evaluasi Kurikulum 2013 menyimpulkan bahwa Kurikulum 2013 tidak akan diterapkan di semua sekolah sebagaimana rencana awal, melainkan dibatasi kepada sekolah-sekolah yang sudah siap saja. Analisa para pengamat pendidikan yang menyatakan bahwa umur kurikulum2013 tidak akan bertahan lama ada benarnya juga. Dengan pernyataan Mendikbud mengenai Kurikulum 2013 yang selama perjalanannya banyak menuai pro dan kontra terjawab sudah.Ini jelas disambut gembira oleh guru-guru terutama di daerah yang memang paling tidak siap untuk melaksanakan Kurikulum 2013  ini. Sebenarnya Kurikulum 2013  ini bukan produk yang gagal (baca hanya 1 semester pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah yang baru memulai), akan tetapi menurut Edwar Deming, ini disebabkan karena Planning dari Kurikulum 2013  yang dinilai kurang matang. Kesan yang bisa ditangkap selama pelaksanaan Kurikulum 2013 ini adalah pada saat Mendikbud Muhammad Nuh mau habis jabatannya. Jadi pelaksanaannya terburu-buru tanpa perencanaan matang. Sebab Planning dari suatu penerapan kurikulum bukanlah hal mudah, akan tetapi ada beberapa faktor yang mengiringinya seperti kesiapan di lapangan dalam hal ini guru sebagai gerbang dan ujung tombak di depan kelas sudah siap belum. Walaupun di sana-sini terdapat pendidikan dan latihan mengenai kurtilas yang pelaksanaannya kurang dari 1 minggu, bisa apa? Sementara dalam Kurikulum 2013 banyak tuntutan yang harus diselesaikan oleh seorang guru diantaranya administrasi tentang penilaian yang berbasis autentik yang membutuhkan banyak waktu untuk mengerjakannya.Belum lagi mengenai pembuatan RPP yang setiap hari membutuhkan tidak kurang dari 8 halaman, serta pendekatan saintifiknya yang menuntut kerja guru benar-benar ekstra di dalam kelas, terkesan guru tidak boleh istirahat walau hanya di dalam kelas sekalipun. Deming juga mengatakan bila Planning sudah dibuat, maka berikutnya Do, uji cobakan terlebih dahulu sebelum menimbulkan kerugian yang sangat besar. Dengan uji coba ini akan mampu meminimalisasi kesalahan dan kekurangan dari suatu kurikulum. Kesan yang bisa diambil dari Kurikulum 2013 ini adalah memukul rata semua sekolah dari tingkat SD sampai SMA tanpa melihat apakah sekolah tersebut siap atau tidak. Sekolah dibuat tidak berdaya dengan keputusan Mendikbud Muhammad Nuh yang mewajibkan Tahun 2014 seluruh sekolah tanpa terkecuali mau tidak mau, suka tidak suka harus menggunakan Kurikulum 2013 walau belum keseluruhan semua kelas. Pada dasarnya sekolah dalam hal ini guru-guru selalu siap dengan perubahan kurikulum bagaimanapun sulitnya kurikulum, bila sudah ada hasil dari Kurikulum 2013 sebelumnya. Seperti halnya kurikulum CBSA yang diujicobakan pada awalnya di Cianjur, itu waktu ujicobanya tidak cukup 1 tahun.Tidak hanya di Cianjur saja, ada daerah lain yang juga menjadi bagian dari ujicoba CBSA tersebut. Setelah ada hasilnya baru kurikulum CBSA diterapkan di seluruh Indonesia dan terbukti mampu bertahan satu dasawarsa. Berikutnya masih menurut Deming adalah Check. Check diartikan sebagai kontrol atau evaluasi terhadap Do tadi, apakah ujicoba itu bisa dilanjutkan atau tidak. Kontrol dan evaluasi kurikulum 2013 jelas sangat penting. Ini bisa dimulai dari penyediaan dana untuk perubahan kurikulum 2013, apakah mampu untuk mengganti keseluruhan perangkat yang ada baik berupa penyiapan kemampuan guru sebagai ujung tombak di depan kelas atau tidak, juga buku-buku sebagai sumber sentral dari pembuatan RPP, format sistem penilaian autentik dan pengisiannya yang sulit dikerjakan oleh guru. Dengan check tadi, bisa diambil keputusan untuk bisa melanjutkan atau tidak kurikulum 2013 ini. Yang terakhir dari Deming adalah Act, laksanakan kurikulum 2013 bila sudah memenuhi 3 point tadi yakni Plan, Do dan Check. Maka tidak akan banyak yang pro kontra dari pihak sekolah, bahkan akan menjadi pendukung paling awal dan ikut mengawal proses jalannya implementasi kurikulum 2013 sampai benar-benar bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia. Kesimpulan Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di depan kelas jelas membutuhkan pencerahan dan pengembangan tentang suatu keilmuan yang bisa menambah pengetahuan guru agar dalam pelaksanaan kurikulum yang semula Kurikulum 2013 berganti kembali ke Kurikulum 2006 (KTSP) bisa lebih meningkatkan diri dan mempersiapkan kembali ke Kurikulum 2006. Anggap kurikulum 2013 ini sebagai cambuk yang mampu mengagetkan dan menggetarkan keilmuan yang dipunyai oleh guru-guru yang masih terninabobokan oleh Kurikulum 2006 menjadi suatu kesadaran yang akan membangkitkan semangat untuk terus maju demi tujuan pendidikan nasional mencerdaskan kehidupan bangsa yakni anak didik sebagai generasi penerus bangsa. Dengan adanya pelaksanaan Kurikulum 2013 yang ditentukan bagi sekolah yang siap saja, ada kemungkinan bila Kurikulum 2013 berhasil dan evaluasi tim Kurikulum 2013 mengatakan layak diterapkan di seluruh Indonesia, maka Kurikulum 2013 akan tetap dilanjutkan serentak secara nasional.(*)   *) Penulis adalah Guru SDN 1 Karangkendal/Mahasiswa Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Tags :
Kategori :

Terkait