Calon Pimpinan KPK Jalani Uji Makalah

Selasa 25-10-2011,07:35 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi kemarin efektif dimulai di tingkat DPR RI. Sebanyak delapan capim KPK kemarin, mengikuti uji seleksi makalah yang digelar secara terbuka oleh Komisi III DPR. Sebanyak delapan capim KPK, Bambang Widjojanto, Abdullah Hehamahua, Yunus Husein, Handoyo Sudrajat, Abraham Samad, Adnan Pandupraja, Aryanto Sutadi, dan Zulkarnain kemarin mengikuti uji makalah yang berlangsung selama satu jam. Mereka diminta untuk membuat makalah sepanjang lima halaman, dengan memilih satu dari lima tema yang sudah dipersiapkan. Seleksi makalah sendiri, dimulai pada pukul 11.45 WIB. Ketua Komisi III Benny K Harman sebelum dimulainya uji makalah menyatakan, seleksi itu adalah salah satu tahapan bagi capim KPK sebelum memasuki uji wawancara. Agar proses uji makalah bisa maksimal, capim KPK dipersilakan untuk membuka seluruh materi sumber untuk memperkaya isi makalah. “Dipersilakan membuka sumber apapun termasuk dari internet,” kata Benny. Pernyataan Benny sempat menimbulkan interupsi dari salah satu anggota Komisi III. Ahmad Basarah, anggota dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai seharusnya tidak perlu ada kelonggaran dari Komisi III DPR dalam uji makalah. Namun, Benny menegaskan bahwa teknis uji makalah sudah disepakati dalam rapat internal sebelumnya. “Jadi tidak perlu dirubah kembali,” kata Benny. Jalannya proses uji makalah kemarin relatif tidak menemui kendala. Hanya ada kendala teknis menimpa capim KPK Abraham Samad. Pria asal Makassar itu akhirnya harus menuliskan seluruh pandangan di makalahnya melalui tulisan tangan. Ini karena, laptop yang dia bawa ternyata hang atau sulit diakses. “Tidak masalah,” kata Samad usai uji makalah. Capim KPK lainnya, Abdullah Hehamahua menyatakan menulis tema yang dikuasainya, yakni terkait pengawasan di internal KPK. Menurut dia, KPK ke depan harus memiliki pengawasan yang kuat di tingkat internal. Sebagai contoh, semua telepon yang tersambung kepada pimpinan maupun petugas KPK harus dipantau langsung. “Pengawasan internal ini harus tidak tega, harus kepada siapa saja,” ujar Hehamahua. Sementara, Bambang yang tidak menyebutkan secara detail makalah yang dia buat, mengaku hanya mempersiapkan diri dengan membaca buku. Menurut dia, uji seleksi capim KPK saat ini tidak jauh berbeda metode yang dia ikuti di seleksi KPK tahun lalu. Ketika itu, Bambang bersaing dengan Busyro Muqoddas untuk mengisi satu slot pimpinan KPK. “Saya baca buku, karena orang yang mau tes tentu ingin hasil yang terbaik,” ungkapnya. Tidak jauh berbeda dengan Bambang, Ketua PPATK Yunus Husein juga mengaku mempersiapkan buku-buku sebagai referensi pembuatan makalah. Menurut dia, tidak mudah untuk membuat makalah selama satu jam untuk lima halaman. “Susah juga buat makalah satu jam, makanya (bawa buku) buat jaga-jaga,” jelasnya. Setelah proses uji makalah, delapan capim KPK nantinya akan mengikuti seleksi wawancara. Komisi III DPR merencanakan seleksi wawancara ini akan dimulai pada 21 November mendatang. Setiap harinya, hanya satu capim KPK yang akan diseleksi Komisi III DPR. Pengumuman akhir hasil seleksi capim KPK direncanakan berlangsung pada 1 Desember. (bay)

Tags :
Kategori :

Terkait