KUNINGAN – Kejadian tragis dialami Eman Suherman (30). Warga Desa Nanggela, Kecamatan Mandirancan tersebut tewas setelah tersedot gelombang air pada valve besar Sumur Pengumpul Horizontal milik PDAM Kota Cirebon, di Desa Paniis, Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Korban bekerja di lokasi tersebut. Insiden itu terjadi pukul 10.00. Mulanya korban bersama rekan kerjanya, Muchtar (47) menjalankan rutinitas mengontrol sumur terbesar di Asia Tenggara tersebut. Begitu masuk kamar sumur pengumpul horizontal, masing-masing melakukan tugasnya. Korban terjun ke sumur lengkap dengan pakaian pengaman dan tabung oksigen, adapun Muchtar menunggu tombol penekan. Teknisnya, ketika korban sudah membersihkan suling-suling dalam sumur untuk kelancaran aliran air ke Kota Cirebon, korban seharusnya memukulkan alat pada besi tangga naik seperti yang biasa dilakukan. Untuk kemudian ditindaklanjuti oleh Muchtar dengan menekan tombol sebagai tanda kesiapan kepada petugas lainnya di luar. Waktupun berlalu. Lebih dari sepuluh menit Muchtar menunggu tanda dari korban tetapi tidak kunjung terdengar. Begitu ditengok ke dalam sumur, kaget bukan main Muchtar karena mendapatkan korban tengah bersusah payah keluar dari valve. Korban sudah tersedot arus air yang masuk pada valve sumur tersebut. Muchtar pun berteriak minta tolong. Saat itu juga, Muchtar bersama puluhan warga yang kebetulan berada di lokasi tersebut segera memberikan pertolongan dengan terjun langsung ke dalam sumur berkedalaman 9 meter itu. Tapi usaha mereka sia-sia, karena terkendala gelombang besar air sumur. Tubuh korban juga terlanjur masuk ke dalam valve dan meninggal. Hanya salah satu kaki korban masih bisa dipegang seorang warga, lalu diikat oleh tambang. Sedangkan tubuhnya tersangkut pada besi penjaring dalam pipa sedalam 2 meteran. Kendati demikian, jasadnya sulit ditarik karena tabung oksigen yang digendong korban tersangkut disela-sela valve. Berkali-kali usaha evakuasi gagal dilakukan. Tidak ada lagi petugas dan warga yang berani terjun ke sumur karena besarnya gelombang air dalam sumur. Sampai akhirnya tiba bantuan dari Basarnas. Dibantu oleh petugas PDAM Kota Cirebon dalam membuka valve, beberapa personil Brimob lengkap dengan peralatan pengaman terjun ke dalam sumur. Berkat keuletan mereka, valve bisa dibuka. Teriakan Allahu Akbar menggema di kamar sumur pengumpul Horizontal tersebut. Setelah 6 jam berupaya, akhirnya korban bisa dievakusi warga, petugas dan Brimob. Jasad korban dibawa ke kamar mayat RSUD 45 Kuningan. ”Tiap hari saya pasti kontrol ke komplek sumur ini. Pas melihat warga ramai banget di lokasi saya kaget. Ternyata salah satu petugas tersedot air sumur PDAM Kota Cirebon. Dia langsung meninggal, karena mungkin tidak kuat bertahan,” ungkap Camat Pasawahan, Beni Prihayatno MSi, didampingi Kasi Trantib Kecamatan Pasawahan, Utum Supriatna, kepada Radar, di lokasi. Menurut dia, pekerjaan mengontrol sumur tersebut memang sudah menjadi rutinitas tugas korban dan petugas lainnya setiap tiga hari sekali. Dalam sumur, biasanya membersihkan suling-suling air agar aliran ke Kota Cirebon tidak terhambat. Terpisah, Kapolres Kuningan AKBP Yoyoh Indayah MSi, melalui Kasat Reskrim AKP Sukirman menyebutkan, proses evakusi jasad korban berlangsung selama 6 jam. Atas kejadian ini, ia akan memanggil seluruh pihak terkait termasuk Direktur PDAM Kota Cirebon untuk dimintai keterangan mengenai sejauh mana prosedur pengamanan dalam pekerjaan ini. ”Tadi saya lihat, korban tidak pakai tambang pengaman. Karena mungkin sudah terbiasa tidak terjadi apa-apa, jadi lupa peralatan keamanan. Akhirnya kan begini,” ujar Sukirman. Ia tidak mau kejadian seperti ini terulang kembali. Untuk itu, Sukirman menekankan kepada perusahaan manapun untuk mengawasi dan mengontrol keamanan dan kenyamanan petugasnya dalam bekerja.(tat)
6 Jam Evakuasi Mayat Pembersih Sumur
Senin 02-08-2010,09:00 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :